Jumat, 18 Mei 2018

Vaksin Ikan untuk Kesehatan Ikan

Vaksinasi Ikan Untuk Kesehatan Ikan



Penggunaan obat dan antibiotika efektif dalam pengobatan penyakit prasitik dan bakterial. Namun, penggunaan antibiotika saat ini menimbulkan masalah, antara lain resistensi bakteri, residu antibiotika pada ikan untuk keamanan pangan, dan residu antibiotika di perairan yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Tak heran jika beberapa produk perikanan di Indonesia ditolak di pasar Uni Eropa karena adanya residu antibiotik.
Cara paling murah dan efisien dalam pengendalian penyakit adalah dengan pencegahan. Mencegah timbulnya penyakit dapat dengan pengelolaan lingkungan, penggunaan pakan yang bermutu, serta tepat jumlah dan tepat pemberiannya. Salah satu cara pencegahan yang sekarang sudah mulai diaplikasikan adalah dengan vaksinasi. Tujuannya adalah untuk memperoleh ketahanan terhadap suatu infeksi tertentu sehinga diperoleh sintasan hidup yang tinggi akibat proteksi imunologik.
Seperti yang pernah disampaikan Alm. Prof. Kamiso H. N, Guru Besar Fakultas Pertanian UGM. Menurutnya, Indonesia sedang melakukan revolusi di bidang perikanan budidaya, antara lain pemuliaan, vaksinasi, pengembangan pakan murah, dan berbagai teknik budidaya. Namun, apapun yang dilakukan, ada masalah yang relatif penting dan tidak dapat ditinggalkan, yaitu pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan.
Kamiso menyebutkan, dengan semakin cepat gerakan ekstensifikasi dan intensifikasi, risiko timbulnya penyakit ikan semakin besar. Apalagi penyakit ikan saat ini menjadi salah satu persyaratan sangat penting dalam pemasaran produk perikanan, terutama ekspor. Untuk itu, perlu teknologi pengelolaan kesehatan ikan yang menjamin daya tahan dan kenyamanan ikan serta keamanan pangan bagi konsumen.
Vaksinasi termasuk salah satu yang memenuhi persyaratan untuk hal tersebut. Alasannya, ujar Kamiso, antara lain karena tidak menimbulkan residu dalam daging ikan serta tidak menyebabkan resistensi patogen sasaran yang dikendalikan atau bukan sasaran. Selain meningkatkan daya tahan ikan, vaksin juga dapat meningkatkan kecepatan pertumbuhan dan memperbaiki konversi pakan (FCR). Vaksin dapat diberikan untuk semua ukuran ikan, baik benih, pembesaran, calon induk, dan induk. Tidak kalah pentingnya, vaksin dapat menggantikan antibiotik.
Vaksinasi adalah proses menginduksi imunitas adaptif yang bersifat spesifik, yaitu terbentuknya antibodi sebelum ikan terserang patogen sehingga berfungsi sebagai pencegahan. Berikut beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam vaksinasi.
  1. Ikan yang divaksin adalah ikan sehat dan tidak mengandung patogen yang akan dicegah. Akan lebih baik jika benih ikan Specific Pathogen Free (SPF).
  2. Umur cukup agar organ tubuh yang memproduksi antibodi lengkap dan siap.
  3. Setiap ukuran, baik benih, konsumsi, calon induk, serta induk memerluka dosis dan metode vaksinasi berbeda.
  4. Suhu air sangat berpengaruh terhadap kecepatan proses produksi antibodi dan tingkat perlindungan ikan yang divaksin. Jika suhu air penampungan sebelum dan setelah vaksinasi rendah, proses produksi antibodi lambat dan tingkat perlindungannya lebih rendah dibandingkan ketika berada pada suhu optimal.
  5. Setiap metode vaksinasi mempunyai kelebihan dan kelemahan, baik ditinjau dari kepraktisan dan efektivitas.
  6. Dosis vaksin optimal perlu ditentukan untuk setiap jenis, umur ikan, dan metode vaksinasi.
  7. Jenis patogen mempengaruhi jenis dan bentuk vaksin, monovalen, polivalen atau koktail, cair atau freeze dryer, serta umur kadaluwarsa.
  8. Jenis ikan meliputi ikan laut atau ikan air tawar. Ikan laut minum sehingga metode rendaman cukup efektif. Ikan air tawar tidak minum oleh sebab itu metode rendaman relatif kurang efektif dibandingkan ikan laut. Adapun 3 cara aplikasi vaksin pada ikan melalui perendaman, pakan, dan suntikan.
  9. Meskipun sudah divaksin, cara budidaya ikan sehat, terutama sistem atau pola budidaya sehat perlu diterapkan. Kesehatan ikan saja belum cukup sehingga diperlukan kesehatan lingkungan, terutama kualitas air yang baik dan biosekuriti.
  10. Buster dan vaksinasi ulang perlu dilakukan untuk meningkatkan dan memperpanjang daya tahan. Vaksinasi ulang diperlukan apabila waktu pemeliharaan ikan lebih dari tiga bulan.
  11. Perlu diperhatikan petunjuk penggunaan, penyimpanan, dan waktu kadaluwarsa pada label dan leaflet. Monitoring kualitas air dan kesehatan ikan perlu dilakukan secara periodik.
  12. Evaluasi efektivitas vaksinasi, antara lain titer antibodi, pertahanan seluler, laju sintasan (SR), pertumbuhan ikan yang meliputi berat dan panjang, produksi, FCR, dan analisis ekonomi.
Metode pemberian vaksinasi pada ikan secara umum meliputi beberapa cara, yaitu oral bersama pakan, rendam, dan injeksi IP
Yuniar Mulyani, SP., M.Si., Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjajaran membenarkan. Menurutnya, metode penyuntikan memang paling efektif dibandingkan dengan metode lainnya, tetapi ukuran ikan harus agak besar. Sementara itu, metode perendaman (immersion) dilakukan dengan jumlah vaksin yang cukup banyak, tetapi dapat diaplikasikan pada ikan dengan berbagai ukuran. Sementara metode melalui pakan bisa menghindarkan ikan dari stres karena perlakuan vaksin. Vaksin disemprotkan pada pakan, dikering-anginkan, lalu baru bisa diberikan pada ikan.
Salah satu penghambat dalam budidaya perikanan adalah penyakit yang menyrang ikan. Cara penangan ikan yang sakit (atau pengendalian penyakit) bias dengan pencegahan maupun pengobatan.
                Obat dan antibiotika efektif dalam pengobatan penyakit prasitik dan bacterial, tetapi antibiotika menimbulkan masalah, antara lain resistensi bakteri, residu antibiotika di ikan (untuk keamanan pangan) dan residu antibiotika di perairan yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Karena itulah beberapa produk oerikanan di Indonesia di tolak di apsar Uni Eropa karena  terdapat residu antibiotik.
Cara yang paling murah dan efisien dlam pengendalian penyakit adlah dengan pencegahan. Mencegah timbulnya penyakit dapat dengan pengelolahna lingkungan, penggunaaan makan yang mutu, tepat jumlah dan tepat pemberiannya. Salah satu cara pencegahan yang sekarang sudah mulai diaplikasian adalah dengan cara menimbulkan kekebalan tubuh dengan vaksinasi. Tujuannya adalah untuk memperoleh ketahanan terhadap suatu infeksi tertentu, shinga diperoleh sintasan hidup yang tinggi akibat proteksi imunologik tersebut.secara umum manfaat vaksinsai antara lain dalam hal : peningkatan daya tahan ikan. Pencegahan efek samping kemoterapeutika, proteksi terhadap serangan infeksitertentu, keamanana lingkunganbudidaya dari pencemaran bahan kematerapeutik dan keamanan konsumen dari residu antibiotik.
  • Prinsip dasar vaksinasi adlaah memasukkan vaksin/antigen kedalam tubuh ikan sehingga antigen tersebut merangsang sistem  imun tubuh untuk memproduksi antibodi (kekebalan spesifik). Dengan hanya 1 atau dua kali pemberian vaksin biasanya daya tahan/kekebalan tubuh ikan akan bertahan sampai akhir masa pemeliharaan.  Ada beberapa syarat yang sebaiknya diperhatikan sebelum melakukan vaksinasi terhadap ikan, yaitu :
  • Ikan sebaiknya berumur 3 minggu, karena pada umur kurang dari tiga minggu, orgna-organ yan berperan dalam sistem pembentukan antibodi belum sempurna.
  • Jangan memvaksin ikan yang lagi sakit/stres. Tunggu hingga ikan dalam keadaan optimal.
  • Suhu air diatas 26 °C. Karena suhu air diatas 28 °C menyebabkan respon antibodi akan lebih cepat terbentuk.
  • Air yang digunakan harus bebas dari unsur polutan. Karena polutan dapat menghambat pembentukan antibodi.
Adapun Teknik aplikasi vaksin pda ikan ada beberapa cara yaitu :
  1. Aplikasi vaksin melalui perendaman.
  2. Aplikasi vaksin melalui pakan.
  3. Aplikasi vaksin melalui suntikan.

Jumat, 04 Mei 2018

AZOLLA “SUMBER PAKAN ALTERNATIF KAYA PROTEIN”

MENGENAL AZOLLA
Azolla sp. adalah jenis tumbuhan paku air yang mengapung banyak terdapat di perairan yang tergenang terutama di sawah-sawah dan di kolam, mempunyai permukaan daun yang lunak, mudah berkembang dengan cepat dan hidup bersimbosis dengan Anabaena azollae yang dapat memfiksasi Nitrogen (N­­2) dari udara.
Pada kondisi optimal azolla akan tumbuh baik dengan laju pertumbuhan 35% tiap hari Nilai nutrisi azolla mengandung kadar protein tinggi antara 24-30%. Kandungan asam amino essensialnya, terutama lisin 0,42% lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrat jagung, dedak, dan beras pecah (Arifin, 1996).
Seiring dengan perkembangan pupuk hijau, penggunaan azolla ini kini lebih banyak dimanfaatkan untuk budidaya perikanan. Dengan adanya kegiatan budidaya ikan mina padi dengan azolla, selain menjadikannya sebagai pakan perikanan juga konstribusi dapat digunakan untuk peningkatan produksi padi.
Sebagai pakan, azolla sebaiknya diberikan kering terutama untuk ikan omnivora, tetapi pada contoh kasus yang lain, ikan herbivora (Gurame, Tawes, dll), ikan lebih menyukai bila azolla diberikan dalam kondisi segar, sebenarnya boleh saja tapi jangan terlalu sering memberikan yang basah.
Cara pengeringan Azolla cukup dalam ruangan sedikit terbuka, usahakan jangan dijemur karena bisa merusak nutrisinya, sejauh ini pemakaian azolla kering sudah terpakai sebagai campuran pellet dan pakan ternak(terbukti), namun praktik yang benar-benar teruji pemberian pada ikan lele.
Azolla juga mampu membuat air kolam menjadi berkualitas, kemampuannya menyerap kandungan berbahaya dalam kolam menjadi nilai lebih bagi azolla.
KEMAMPUAN AZOLLA SEBAGAI SUMBER PENYUMBANG NITROGEN
Suatu penelitian internasional di mana Indonesia (Batan) ikut terlibat yang disponsori oleh Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA-Wina) menggunakan 15N menunjukkan bahwa azolla yang bersimbiosis dengan Anabaena azollae dapat memfiksasi N2-udara dari 70% – 90%. N2-fiksasi yang terakumulasi ini yang dapat digunakan sebagai sumber N bagi padi sawah.
Dari beberapa penelitian diperoleh bahwa laju pertumbuhan azolla adalah 0,355 – 0,390 gram per hari (di laboratorium) dan 0,144 – 0,860 gram per hari (di lapang). Pada umumnya biomassa azolla maksimum tercapai setelah 14 – 28 hari setelah inokulasi. Dari hasil penelitian Batan diketahui bahwa dengan menginokulasikan 200 g azolla segar per m2 maka setelah 3 minggu, Azolla tersebut akan menutupi seluruh permukaan lahan tempat azolla tersebut ditumbuhkan.
Dalam keadaan ini dapat dihasilkan 30 – 45 kg N/ha berarti sama dengan 100 kg urea. Ditemukan juga bahwa azolla tumbuh kembang lebih baik pada musim penghujan daripada musim kemarau.
BUDIDAYA AZOLLA
Budidaya azolla dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu menumbuhkan azolla dari bibit muda dan dari spora.
1. Dengan Bibit Tanaman Muda
–   Carilah azolla yang tumbuh di sawah dan perairan lainnya.
–   Siapkan kolam, petakan sawah atau bak plastik, kemudian genangi air setinggi 5 – 7 cm.
–   Tambahkan pestisida Corbufuran misalnya furadan dengan takaran 0,2 – 0,3gr/m2 dan pupuk SP 36 dengan takaran 6,5 gr/m2.
–   Taburkan bibit azolla dengan takaran 50 – 70 gr/m2.
–   Biarkan selama 2 minggu atau lebih dengan menjaga ketinggian air. Azolla akan tumbuh menutupi permukaan air, selanjutnya siap dipanen.
2. Dengan Spora
–   Siapkan bak plastik yang diisi tanah dengan ketinggian + 2 cm.
–   Genangi air hingga ketinggian 2 – 3 cm.
–   Taburkan spora azolla pada permukaan air dengan takaran 10 gr/m2.
–   Biarkan wadah agar terkena cahaya.
–   Spora selanjutnya akan berkecambah pada hari ke-10, dan setelah 1 bulan akan menutup permukaan area. Pada saat tersebut azolla masih kecil.
–  Pindahkan azolla pada bak yang lebih luas. Biarkan selama 2 minggu, maka akan diperoleh bibit azolla muda.
–   Selanjutnya dapat diperbanyak seperti halnya memperbanyak dengan menggunakan bibit tanaman muda.
FERMENTASI AZOLLA DENGAN DEDAK UNTUK PAKAN IKAN
Azolla sebagai sumber protein dapat digunakan sebagai sumber pakan alternatif untuk ikan. Sebelum azolla digunakan sebagai sumber pakan, sebaiknya terlebih dahulu dilakukan fermentasi dengan campuran bahan pakan yang lain misalnya dedak. Fermentasi dilakukan untuk mempermudah ikan dalam mencerna protein yang terdapat dalam azolla dan dedak karena ikan tergolong ke dalam hewan usus pendek.
Adapun langkah-langkah dalam fermentasi azolla adalah:
–   Timbanglah azolla segar dan dedak dengan perbandingan 70%:30%.
–   Campur dan aduk kedua bahan hingga homogen.
–   Masukan campuran ke dalam plastik atau karung yang kedap air, kemudian diikat rapat.
–   Kantong selanjutnya dipendam dalam tanah dan ditutup rapat (anaerob). Biarkan masa fermentasi selama 3 – 4 hari.
–   Bongkar pendaman campuran azolla dan dedak hasil fermentasi. Hasil fermentasi dapat langsung diberikan pada ikan sebagai sumber pakan.
MANFAAT TANAMAN AZOLLA
Meski sudah diperkenalkan dan dipopulerkan sejak awal tahun 1990-an, ternyata belum banyak petani yang memanfaatkan tanaman azolla (Azolla pinnata) untuk usaha taninya.  Padahal manfaat tanaman air yang satu cukup banyak. Selain bisa untuk pupuk dan media tanaman hias, azolla juga  bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak dan ikan.
Pengganti Urea
Pemanfaatan azolla sangat memungkinkan untuk dijadikan pupuk. Hal itu dikarenakan jika dihitung dari berat keringnya dalam bentuk kompos  (azolla kering) mengandung unsur Nitrogen (N) 3 – 5 persen, Phosphor  (P) 0,5% –  0,9% dan Kalium (K)  2% – 4,5%. Sedangkan hara mikronya berupa Calsium (Ca)  0,4% – 1%, Magnesium (Mg) 0,5%  – 0,6%, Ferum (Fe) 0,06%  – 0,26%  dan Mangan (Mn) 0,11% – 0,16%.
Berdasarkan komposisi kimia tersebut, bila digunakan untuk  pupuk mempertahankan kesuburan tanah, setiap hektar areal memerlukan azolla  sejumlah 20 ton dalam bentuk segar, atau 6-7 ton berupa kompos (kadar air 15  persen) atau sekitar 1  ton dalam keadaan kering. Bila azolla diberikan secara rutin setiap musim tanam,  maka  suatu saat tanah itu tidak memerlukan pupuk buatan lagi.
Hal itu dimungkinkan, karena  pada penebaran pertama 1/4 bagian  unsur yang dikandung  azolla langsung dimanfaatkan oleh tanah. Seperempat bagian ini, setara dengan 65 Kg pupuk Urea. Pada musim tanam ke-2 dan ke-3, azolla mensubstitusikan   1/4  – 1/3  dosis pemupukan.
Untuk Media Tanam
Penggunaan sebagai pupuk, selain dalam bentuk segar,  bisa  juga dalam bentuk kering  dan kompos. Dalam bentuk kompos ini, azolla juga baik untuk media tanam aneka jenis tanaman hias mulai dari bonsai, suplir, kaktus sampai mawar. Untuk media tanaman hias, selain digunakan secara langsung, kompos azdolla ini juga bisa dengan pasir dan tanah kebun dengan perbandingan 3 : 1 : 1.
Pakan Ternak
Selain untuk pupuk dan media tanam, azolla juga bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak, khususnya itik. Sebagai pakan ternak, kandungan gizi azolla cukup menjanjikan. Kandungan protein misalnya, mencapai 31,25%, lemak 7,5%, karbohidrat 6,5%, gula terlarut 3,5% dan serat kasar 13%.
Sumber: Karya Ilmiah Praktek Akhir “Pembinaan Kelompok Melalui Penyuluhan Partisipatif Pada Usaha Pembenihan Ikan Nila Merah di Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakarta 2010