Kamis, 15 Februari 2018

Budidaya Ikan Patin Dalam Keramba Jaring Apung

Budidaya Ikan Patin Dalam Keramba Jaring Apung

Pada melakukan usaha budidaya ikan Latin, petani harus mengetahui dan  mengerti apa saja yang harus dipersiapkan dan  dilakukan.   Jika petani sudah mengetahui teknik serta hal-hal pada pembudidayaan ikan patin dengan baik khususnya di media keramba, kegiatan budidaya tak akan terlalu rumit.
Hal-hal yg harus dilakukan sebelum aplikasi usahatani ikan ini artinya pengetahuan mengenai kondisi lokasi budidaya, penyiapan sarana dan  prasarana mirip media budidaya, dan  peralatan-alat-alat pendukung.   Media yang biasa digunakan dalam budidaya ikan ini ialah kolam, jaring apung, serta keramba.  Sedangkan alat-alat yg dipergunakan merupakan waring dan  scoopnet (rachmatun, 2010).
1. Persiapan wadah dan  media pemeliharaan
Persiapan wadah dan  media adalah keliru satu kegiatan yang menunjang Keberhasilan pembesaran.  Keramba ialah alat atau sarana satu wadah yg dapat dipergunakan buat aktivitas pembesaran ikan patin.  Bahan-bahan yang diharapkan buat pembuatan keramba terdiri berasal balok kayu serta bambu.  Balok kayu berfungsi menjadi rangka serta bambu menjadi dinding serta penutup yang diikatkan dengan tali nilon pada rangka kayu.  Bentuk keramba ialah kotak segi empat yg pada bagian bawahnya terbuka dengan berukuran panjang 4 meter, lebar dua meter dan  tinggi 1,lima meter. Penempatan keramba ialah dua/3 pada dalam air dan  1/3 diatas permukaan air. Di bagian tengah penutup keramba dibuat lubang terbuka berukuran 0,5 x 0,lima meter yang berfungsi menjadi tempat anugerah pakan dan  pengontrolan ikan.
Pada bagian pada karamba dimasukkan jaring yg diikat di dinding keramba, menjadi wadah penampung ikan patin yang dipelihara.  Berukuran mata jaringnya lebih kecil asal ukuran benih ikan patin yang ditebar.  Jaring ukuran tersebut sudah tersedia dan  praktis dibeli pada pasaran.
Karamba ditempatkan di pinggir sungai secara berkelompok serta setiap gerombolan  terdapat 20 – 40 karamba.  Penempatannya secara berpasangan serta diantara pasangan karamba ditempatkan bambu bulat yg berfungsi sebagai daerah pengikat, sekaligus menjadi pelampung karamba.  Pada antara tiap karamba didesain jalan penghubung berasal papan kayu.  Ke 2 ujung bambu tersebut pada ikat pada tiang yang ditancapkan kedasar sungai sebagai pelawan agar karamba tidak terbawa arus air sungai.  Buat setiap gerombolan , diatas bambu pelampung dibuat pondok berukuran 1,5 x 1,lima x 1,lima meter menjadi daerah berteduh bagi petugas yang jaga pada malam hari. Rangka pondok terbuat berasal bambu serta kayu, lantai dari bambu serta atap berasal daun rumbia atau nipah
Dua. Penebaran benih
Setelah wadah serta media siap, maka dilakukan penebaran benih. Sebelum dilakukan penebaran, dilakukan aklimatisasi supaya benih tidak stress.  Proses aklimatisasi ini menggunakan cara menambahkan sedikit demi sekit air kolam pemeliharaan
Ke bak atau kantong benih supaya kualitas airnya sama.  Benih yang dipergunakan buat pembesaran ialah benih yg memiliki berat antara 50 – 100g/ekor dengan kepadatan 100 – 200 ekor/m3. Penebaran benih ikan usahakan dilakukan di sore hari atau pagi hari waktu syarat perairan tidak terlalu panas. Supaya ikan tidak stress, sebelum ikan di tebarkan, perlu dilakukan aklimatisasi (penyesuaian kondisi lingkungan) kurang lebih 5-10 menit.
Tiga. Pengelolaan pakan.
Pakan artinya faktor penting pada pertumbuhan ikan. Pemberian  pakan
Pada ikan patin dibedakan sinkron ukuran ikan.  Pada umur ikan satu bulan pertama diberikan pakan berupa pakan menggunakan butiran halus serta selanjutnya pakan menggunakan
Butiran yg relatif besar  dan  lalu butiran yg besar  yang sudah diubahsuaikan
Menggunakan bukaan verbal ikan.
Jumlah pakan yg diberikan sebanyak 3 – 4% dari berat biomass/hari, di bulan pertama pemeliharaan diberikan pakan sebesar 4% dan  saat bulan kedua
Diberikan sebanyak 3% dari berat biomass.  Frekuensi anugerah pakan sebanyak
Dua kali sehari yaitu di pagi dan  sore hari.
4. Kualitas air
Kualitas air ialah keliru satu faktor yang sangat mensugesti pertumbuhan.  Adapun parameter kualitas air meliputi :
A) suhu. Suhu air di umumnya ditentukan oleh suhu udara, sedangkan suhu udara
Ditentukan oleh ketinggian lokasi dari muka bahari. Semakin tinggi lokasi di atas muka bahari semakin rendah suhu udaranya serta sebaliknya).  Suhu air merupakan keliru satu sifat ekamatra yang bisa mempengaruhi nafsu makan ikan dan  pertumbuhan
Badan ikan.  Perubahan suhu yang mendadak mengakibatkan ikan mati, meskipun
Kondisi lingkungan lainnya optimal (purnamawati, 2002).  Menurut kordi (2005) suhu buat pemeliharaan ikan patin yg optimal yaitu 25-33oc.
B) kecerahan.  Kecerahan ialah berukuran transparansi perairan, yang ditentukan secara visual menggunakan memakai secchi disk. Secchi disk dikembangkan oleh profesor secci di sekitar abad 19, yg berusaha menghitung taraf kekeruhan air secara kuantitatif.  Taraf kekeruhan air tersebut dinyatakan menggunakan suatu nilai yang dikenal menggunakan kecerahan secchi disk (jeffries dan  mills, 1996 dalam effendi, 2003).  Perairan yg aman bagi ikan patin merupakan perairan yang bisa ditembus oleh sinar matahari hingga kedalaman lebih asal 40 centimeter.
C) derajat keasaman (ph).  Derajat keasaman atau ph merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang membagikan suasana asam atau basa suatu perairan. Derajat keasaman suatu perairan dipengaruhi oleh konsentrasi co2 serta senyawa yg bersifat asam (lesmana, 2002).  Menurut khairuman dan  sudenda (2002), ikan patin mempunyai toleransi yang panjang terhadap derajat keasaman yaitu antara lima,0-9,0 dan  derajat keasaman yg optimum artinya 7,0.   Ph antara 6,lima-9 adalah kadar optimum buat pertumbuhan ikan dan  ph 11 artinya titik tewas basa (boyd, 1981 pada purnamawati 2002).
D) oksigen terlarut (do).  Kandungan oksigen yg optimal buat pemeliharaan ikan patin yaitu antara lima-6 ppm.   Peningkatan kandungan oksigen pada air dapat dilakukan menggunakan aerasi, filter mekanis dan  penambahan bahan penyegar. Menggunakan aerasi berarti oksigen atau udara bebas dialirkan ke pada air sebagai akibatnya dapat menempati rongga-rongga yang ditinggalkan oleh gas yg lebih ringan yg terusir.
Dengan filter mekanis berarti mengurangi kandungan bahan organik serta koloid dalam air sebagai akibatnya memungkinkan oksigen atau udara bebas memasuki rongga pada air. Dengan penambahan bahan penyegar berarti memasukkan bahan yg bisa mengikat gas-gas dalam air sehingga rongga yang ditinggalkan bisa
Diisi sang oksigen atau udara bebas (kordi, 2005)
E) laju/kecepatan arus air.  Laju/kecepatan (rate) pertukaran air di dalam sebuah keramba berbanding eksklusif dengan laju aliran air serta jeda linier yang melintasi keramba; sang karenanya, semakin mungil keramba semakin besar  laju pertukaran air potensialnya. Laju aliran air sebanyak 1 m/mnt akan berganti air satu kali dalam satu mnt dalam keramba menggunakan lebar sisi 1-m (1-m3), namun hanya satu kali dalam tujuh mnt dalam keramba menggunakan lebar sisi 7-m (98-m3) schimittou, dkk., (2004). Kecepatan arus yang ideal buat pembesaran ialah antara 15-30 cm/detik.
5. Hama dan  penyakit
Penyakit ikan ialah segala sesuatu yg bisa menyebabkan gangguan
Di ikan, baik secara langsung maupun tidak pribadi.  Gangguan terhadap ikan
Dapat disebabkan sang organisme lain, pakan maupun kondisi lingkungan yg
Kurang menunjang kehidupan ikan.  Jadi timbulnya serangan penyakit ikan pada bak
Artinya akibat hubungan yang tidak harmonis antara ikan, kondisi lingkungan dan
Organisme penyakit.
A) bintik putih (white spot)
Penyakit bintik putih biasa menyerang benih ikan patin. Penyakit bintik putih dapat diketahui menggunakan tanda-tanda mirip benih berenang pada bagian atas kolam.  Jika diperhatikan, badan benih ikan patin terdapat bintik-bintik putih serta nafsu makan berkurang.  Cara mengatasi penyakit ini dengan menyurutkan air kolam sampai 1/2, kemudian di beri garam sampai salinitas 3 ppt (30 garam/10 liter) disertai
Peningkatan suhu air media hingga 310c (hernowo, 2001).
B) bakteri
Dari khairuman (2002), penyakit bakteri yang bisa menyerang ikan patin artinya aeromonas sp. Dan  pseudomonas sp.  Bakteri ini menyerang bagian perut, dada serta pangkal sirip sebagai akibatnya menimbulkan pendarahan dan  lendir di tubuh berkurang yg dicirikan menggunakan kulit ikan terasa kasap saat diraba.  Pengobatan
Yg dapat dilakukan merupakan menggunakan merendam ikan ke dalam larutan pk (kalium
Permangnat) 10-20 ppm selama 30-60 menit.  Cara lain  menggunakan merendam ikan ke
Dalam larutan nitrofuran 5-10 ppm selama 12-24 jam atau larutan oksiterrasiklin lima
Ppm selama 24 jam.
C) jamur
Selain parasit dan  bakteri, infeksi fungi pula dapat menyebabkan penyakit.  Jamur tiba sebab adanya luka-luka di bagian badan ikan. Penyebab luka dikarenakan penanganan yang kurang baik pada saat pemanenan atau pengangkutan. Jamur yang menyerang ikan patin asal golongan achlya sp. Dan  saprolegnia sp. Identitas ikan yg terkena fungi ialah bagian tubuh terluka, terutama di tutup insan, sirip dan  bagian punggung ditumbuhi benang-benang halus, seperti kapas yang berwarna putih hingga kecoklatan.  Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kualitas air sesuai kebutuhan ikan dan  menjaga agar ikan tak mengalami luka-luka pada bagian tubuh seperti tutup insang, sirip serta bagian punggung.  Pengobatan yang dapat dilakukan ialah dengan merendamnya ke dalam larutan malachyte green oxalate (mgo) menggunakan dosis dua-tiga g/m3 air selama 30 menit.  Pengobatan dilakukuan sampai tiga hari berturut-turut agar ikan patin benarbenar sembuh (khairuman, 2002).
6. Panen
Pemanenan ialah ketika yg dinantikan di budi daya ikan patin.  Meski
Terlihat sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek agar ikan
Tidak mengalami kerusakan,kematian, cacat waktu dipanen.  Buat pemanenan ikan di keramba, dilakukan dengan menggunakan serok atau indera tangkap lainnya.
Penanganan ketika pemanenan harus hati-hati dan  menghindari adanya luka sebab bisa menurunkan mutu serta harga jual ikan.  Penangkapan pribadi memakai tangan usahakan tidak dilakukan sebab tangan mampu terluka terkena patil atau duri sirip ikan.  Buat menjaga mutu ikan yg dipanen, sehari sebelum dipanen umumnya pemberian  pakan tidak boleh (diberokan). Ikan patin yg dipanen dimasukkan pada wadah yang telah diisi dengan air jernih sehingga ikan permanen hidup serta tidak stress.
Buat pemanenan pada pemeliharaan di kolam tanah, dilakukan menggunakan cara mengeringkan kolam sampai air yg tersisa hanya di kemalir saja. Ikan yang berada di kemalir diambil dengan menggunakan jarring. Ikan digiring ke arah saluran pembuangan lalu diangkat serta ditampung pada tempat penampungan.  Penangkapan ikan menggunakan memakai jala usahakan tidak dilakukan karena
Akan menyebabkan ikan mengalami luka-luka.
7. Pasca panen
Penanganan pascapanen ikan patin dapat dilakukan dengan cara penanganan ikan hidup juga ikan segar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar