Rabu, 14 Februari 2018

Modul Agribisnis Perikanan"Menyiapkan Wadah dan Media Budidaya

Modul Agribisnis Perikanan "Menyiapkan Wadah dan Media Budidaya


MENYIAPKAN WADAH DAN MEDIA BUDIDAYA IKAN

BAB I. PENDAHULUAN

A. Diskripsi
Penyiapan wadah budidaya ikan merupakan unit kompetensi yang harus dikuasai bagi orang yang akan berkecimpung dalam usaha budidaya ikan..  Wadah merupakan merupakan lingkungan hidup bagi ikan yang akan dipelihara, dan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan (pertumbuhan dan perkembangan ikan).
Penyiapan wadah dalam proses budidaya ikan berperan dalam menciptakan suasana lingkungan hidup ikan, agar perairan kolam mampu memberikan suasana yang nyaman bagi pergerakan ikan yaitu tersedianya air yang cukup karena pematang kolam dan pintu air dapat berfungsi dalam penyediaan air, menciptakan kualitas air yang sesuai dengan persyaratan hidup ikan yang optimal (  kimia air, fisika air, dan biologi air) sesuai dengan parameter yang persyaratkan, tersedianya pakan alami yang cukup dan sesuai, serta terhindarnya dari biota yang merugikan bagi kelangsungan hidup dan perkemmbangan ikan ( hama dan penyakit ikan ) Kolam sebagai lingkungan hidup ikan Harus dipersiapkan, agar persyaratan kuantitas dan kualitas air budidaya dapat terpenuhi,keberhasilan budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh lingkunagn perairan. Lingkungan yang baik akan mampu memberikan stimulus bagi pertumbuhan dan perkembangan ikan, sedangkan lingkungan perairan yang kurang baik akan menghambat terhadap stimulus yang diberikan dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan ikan.
Ketersediaan air dalam wadah budiadaya samgat ditentukan leh kemampuan pintu pemasukan air dan untuk menyalurkan air dari saluran air kedalam kolam/wadah budidaya, pematang kolam tetap setabil sesuai yang dikehendaki.  Tersedianya air dalam kolam belum cukup untuk pertumbuhan dan
kehidupan ikan, tetapi perlu adanya sirkulasi air yang baik dalam kolam.
Sirkulasi air ini di atur oleh pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air ( pintu pelimpahan dan pintu pengeringan ). Pintu air kecuali untuk penyediaan air, juga berperan untuk melindungai ikan agar tidak lepas dari kolam.  Sarana fisik yang lain seperti kemalir, bak pengumpulan ikan juga sangat
penting di siapkan sebagai sarana yang akan mempermudah dalam proses pemanenan ikan dengan cara pengeringa kolam.  Pengkondisian kualitas air sebagai upaya menciptakan parameter kualitas
air dan kesuburan air agar sesuai dengan persyaratan untuk hidup dan pertumbuhan ikan, agar lingkungan perairan kolam mampu menyediakan suasana yang optimal bagi kehidupan ( survival rate dam pertumbuhan ikan optimal, sehingga pada akhir masa pemeliharaan dapat diperoleh produktifitas
kolam yang tinggi).
B. Kompetensi Dasar
Ruang lingkup Kompetensi Dasar persiapan wadah dan media budidaya meliputi:
1. Menyiapkan peralatan budidaya
2. Membersihkan dan mengolah dasar kolam
3. Memperbaiki pematang pintu pemasukan dan pintu pengeluaran
4. Memupuk dan mengapur dasar kolam
5. Mengairi kolam
KD 1.  Menyiapkan Peralatan Budidaya
Penyiapan peralatan budidaya pada prinsipnya adalah menyiapkan seluruh paralatan sesuai dengan jenis kegiatan budidaya. Penyiapan tidak sekedar mengadakan tapi juga menyiapkann sesuai dengan fungsinya. Dalam kegiatan penyiapan wadah budidaya ikan ( terutama budidaya di kolam ),
peralatan yang perlu disiapkan berdasarkan jenis aktifitasnya adalah :

No

Jenis Kegiatan
Kebutuhan
Alat
Persyaratan
Kegiatan
penyiapan


1.








2









3





4




5



6






7

Mengeringkan Kolam
• Menutup pintu pemasukan
    air dan membuka pintu
    pengeluaran/pengur asan air
• Membersihkan lumpur
    dasar wadah


Mengolah dasar
Wadah



Mengapur dasar
kolam
• Menimbang kapur
• Menyebar kapur









Pemberian disinfektan
dan pencuci hama






Mengolah Dasar
Wadah






Memupuk Kolam





Memperbaiki
Pematang








Mengairi Kolam


Cangkul / Garpu


Cangkul/ Sekop



Cangkul/ Garpu




Timbangan
Ember/ Wadah
Membawa kapur










Hand
Sprayer






Cangkul/
Garpu






Ember/Wa
dah
membawa
kapur


Cangkul/garpu









Cangkul/garpu


Mata cangkul/
garpu terkait kokoh
dengan tangkainya
Mata cangkul/ sekop terkait kokoh dengan tangkainya

Mata cangkul/ Sekop terkait kokoh dengan tangkainya


Tingkat presisinya
0,5 Kg
Tidak bocor/pecah










Tidak bocor, dapat di
pompa, nosel
berfungsi





Mata cangkul/garpu
terkait kokoh dengan
tangkainya





Tidak bocor/pecah





Mata cangkul/garpu
terkait kokoh
dengan tangkainya







Mata cangkul/garpu
terkait kokoh
dengan tangkainya


·       Menyediakan cangkul/garpu (sesuai kebutuhan)
• Mengecek kesiapan dan atau memperbaiki
kaitan mata cangkul/garu bila
kondisinya kurang
kokoh

• Menyediakan
sesuai jumlah
yang dibutuhkan
• Mengecek dan
atau Mengatur
tingkat presisi
• Menyediakan
sesuai jumlah
yang dibutuhkan
• Mengecek dan
atau mengganti
dengan yang utuh

• Menyediakan
sesuai jumlah
yang dibutuhkan
• Mengecek dan
atau mengganti
dengan yang utuh


• Mengecek
kesiapan dan atau
Memperbaiki
kaitan mata
cangkul/garu bila
kondisinya kurang
kokoh

• Menyediakan
sesuai jumlah
yang dibutuhkan
• Mengecek dan
atau mengganti
dengan yang utuh
• Mengecek
kesiapan
• dan atau
Memperbaiki
• kaitan mata
• cangkul/garu bila
kondisinya kurang kokoh


• Mengecek
kesiapan dan atau
Memperbaiki
kaitan mata
cangkul/garu bila
kondisinya kurang


KD2.   Membersihkan dan Mengolah Dasar Kolam
Prinsip utama kegiatan pembersihan atau mengolah dasar kolam, adalah membersihkan perairan kolam dari semua kompponen yang dapat mengganggu kelangsungan hidup dan perkembangan ikan, baik secara langsung, maupun tidak langsung ( Sampah, lumpur dan gas-gas beracun, serta organisme pengganggu ), serta menyiapkan lingkungan media kolam agar mampu menciptakan ekosistem yang baik bagi ikan. Lingkungan perairan dikatan baik apabila keadaan fisis dan chemis untuk menjalankan pertukaran zat (metabolism), tersedia makanan yang cukup dan ada
kesempatan untuk berkembang biak.  Konsep membersihkan lingkungan perairan/kolam dapat kita telusuri mengacu pada komponen yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup ikan yaitu ;
1. Mengapa kolam harus dibersihkan
Kolam sebelum ditanami ikan harus di bersihkan dan dikeringkan terlebih dahulu,kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi lingkungan hidup ikan, kolam dikeringkan setiap satu tahun sekali, terutama pada musim kemarau.  Endapan lumpur pada dasar kolam harus dibersihkan. Terlalu banyak lumpur kurang baik dan sangat berbahaya bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan, sebab endapan lumpur banyak mengandung gas beracun ( anaerobic fermentasi) dan bakteri berbahaya yang hidup didalam lumpur.
Pembersihan lumpur dilakukan dengan tetap menyisakan sebagian lumpur dengan ketebalan 3-5 cm untuk menjaga stabilitas kesuburan kolam. Lumpur dasar kolam dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.  Selain lumpur juga dibersihkan terhadap sampah ( plastik, sisa tanaman, rumput dan sampah lain yang dapat mengganggu kelancaran pembuangan air ).  Prosedurnya adalah; Setelah lumpur dan sampah- sampah yang tidak berguna dibersihkan selanjutnya dilakukan pengeringan sampai tanah permukaan dasar kolam retak- retak. Sinar matahari dapat mengeringkan sampai kedalaman15 – 20 cm.

2. Pengeringan kolam
Pengeringan kolam sangat menguntungkan pada proses mineralisasi dan pembentukan ekosistem perairan yaitu;
- Aerasi tanah menjadi baik
- Meningkatkan tekstur tanah
- Meningkatkan pH
- Membunuh serangga dan bakteri yang berbahaya bagi ikan
Untuk beberapa jenis tanah tertentu seperti liat, tidak boleh dikeringkan sampai kering sempurna sebab dapat menimbulkan kebocoran, dan dapat menimbulkan masalah pada saat pengairan kolam.
Selama musim kering dasar kolam dapat ditanam tanaman palawija, bila tidak cukup tersedia air. Kegiatan ini mempunyai beberapa keuntungan, yaitu ( pengeringannya baik, menambah bahan ortganik dari tanaman)
Selama proses pengeringan, larfa serangga, dan ikan-ikan pemangsa masih ada yang dapat hidup. Untuk itu perlu ada perlakuan sebelum dilakukan pengairan kolam. Ada beberapa perlakuan yang dapat dilakukan yaitu;

a. Perlakuan dengan pengapuran ( CaO)
Pengapuran sangat efektive dilakukan pada kedalaman air 5-10 cm.  Pemupukan yang direkomendasikan adalah 900 -1000 Kg/Ha. Kalau air kolam tidak dapat dikeringkan dengan kedalaman air 1 m, jumlah kapur adalah 1850-2250 Kg/Ha.  Pengapuran seharusnya di campur dengan air dan disebar diseluruh permukaan kolam. CaO akan dirubah menjadi Ca(OH)2, akan meningkatkan pH air sampai diatas 11. pH yang tinggi ini bersifat lethal bagi kehidupan perairan. Pengapuran memberikan efek yang lama/panjang.
Pengisian air secara bertahap dilakukan sampai pH air diatas 7.  Kondisi ini mampu menjadikan stumulus terhadap pembentukan nutrien dari lumpur kolam (N,P). Calsium sendiri merupakan elemen
esensial dan bermanfaat bagi pembentukan tulang ikan. Kolam dapat ditanami ikan seminggu setelah pengapuran.

b. Perlakuan dengan bleaching powder
Bleaching powder sangat efective sebagai disinfectan. Hasil yang optimal akan dicapai pada konsentrasi 20 gr per m3 air ( 20 ppm).  Selanjutnya untuk 1 Ha kolam, dengan kedalaman air 1m, dapat
diberikan 10.000 x 0,020 kg = 20 kg 7 sampai 10 hari setalah perlakuan/perendaman air, kolam dapat
ditebari dengan larva ikan.

c. Pembersihan dengan roten one
Rotenone adalah ekstrak dari akar tanaman Derris. Dosis yang direkomendasikan adalah ( 25 kg untuk 1 ha) harus diberikan pada kedalam air 5- 10 cm selama 12 jam. Ektrak akar kurang lebih 25 %
disemprotkan diatas permukaan air kolam (kedalaman 5-10 cm). Waktu yang terbaik untuk penyemprotan ini dilakukan pada sore hari, sebab temperatur air yang tinggi, akan meningkatkan efek sebagai disinfektan.
d. Minyak diesel
Minyak diesel ini hanya direkomendasikan pemberiannya sebelum penanaman ikan, minyak diesel dapat di semprotkan keseluruhpermukaan air kolam untuk membersihan sisa larfa serangga yang
 masih tersisa, katak dan ikan predator lainnya.  Minyak diesel akan membentuk lapisan film diatas permukaan air dan akan membunuh seluruh organisme pengganggu. Terbunuhnyaorganisme perairan,  karena seluruh permukaan air tertutup oleh lapisan minyak sehingga kekurangan oksigen. Penyemprotan minyak diesel sebaiknya dilakukan pada pagi-pagi hari .  Kolam dapat ditebari bibit ikan pada hari berikutnya setelah dilakukan penggantian air.

3. Pengolahan tanah dasar kolam
Kegiatan pengolahan tanah dasar kolam dilakukan dalam rangka menciptakan struktur tanah yang gembur sebagai media pertumbuhan pakan alami, terutama phytoplankton dan zooplankton. Pada kondisi tanah yang gembur bila ditambahkan pupuk, maka akan terjadi proses pencampuran pupuk dan butir tanah, sehingga unsur hara pupuk juga akan terikat oleh tanah. Melalui proses seperti ini maka pelepasan hara pupuk dapat terselenggara secara perlahan dalam waktu yang relatif lebih lama.
Pengolahan tanah dengan cara membalikan permukaan tanah akan mempercepat proses oksidasi tanah dan berfungsi mengeluarkan gas-gas beracun sisa metabolisme/kegiatan budidaya sebelunya yang berbahaya bagi kelangsungan hidup ikan ( gas-gas yang toksit seperti H2S, NH3 ).
Pengolahan tanah dasar kolam dilakukan pada saat kondisi tanah sudah mulai mengering. Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan menggunakan cangkul , bajak atau traktor. Selain melakukan pembukaan tanah, dalam pengolahan tanah juga sekaligus dilakukan pembenahan terhadap kemalir dan  kobakan di dasak kolam.

KD 3.  Memperbaiki Pematang dan Pintu Air Kolam

Prinsip perbaikan pematang adalah bagaimana menjaga pematang kolam, agar berfungsi sesuai tujuan dalam pemeliharaan ikan, yaitu ;
1. Mampu menampung air sesuai persyaratan lingkungan hidup ikan.
2. Mampu melindungi lingkungan perairan dari kondisi yang tidak diinginkan (polusi air, hama.)
3. Mampu memasukan dan mengeluarkan air kolam sesuai kebutuhan, sehingga kedalaman/volume air   
    kolam sesuai kebutuhan dan terjadi sirkulasi air yang baik, sehingga kualitas air sesuai dengan    
    parameter kualitas air budidaya yang dikehendaki., terutama kandungan O2, CO2, NH4, dan  
    kecerahan air kolam
            Pematang merupakan bagian kolam yang berfungsi menahan air.  Pematang biasanya terdiri dari tanah liat yang kedap air (tidak porous).  Pada lahan yang berpasir, pematang biasanya dibuat dengan konstruksi beton. Pematang pada kolam biasanya terdiri dari dua jenis, yaitu pematang primer dan sekunder.  Pematang primer adalah pematang yang mengelilingi keseluruhan areal kolam.  Ukurannya biasanya lebar-lebar (antara 2 – 5 meter).  Pematang primer biasanya bersentuhan langsung dengan sumber air  kolam.  Pada pematang primer ini dibangun pintu utama air yang berfungsi untuk mensuplai ke seluruh kolam.  Pematang sekunder adalah pematang yang berada di dalam kolam.  Pematang sekunder berfungsi sebagai pembatas antara kolam, ukurannya relative  lebih kecil.  Pada pematang sekunder ini biasanya terdapat pula pintu-pintu air pada setip petakan kolam.
            Untuk memperbaiki pematang biasanya dilakukan pada saat persiapan lahan, sebelum penebaran.  Hal-hal yang diperbaiki meliputi, perbaikan konstruksi, menambal pematang yang bocor dan membersihkan rumput-rumput yang tumbuh subur.  Beberapa peralatan yang diganakan untuk perbaikan pematang diantaranya cangkul, linggis, parang, gergaji dan lain-lain.  Sedangkan bahan-bahana yang digunakan biasanya adalah, patok-patok kayu, karung, waring, bambu dan lain-lain.


KD 4.  Memupuk Dan Mengapur Dasar Kolam
            1.  Mengapur
            Pengapuran pada areal budidaya (tanah dasar) dilakukan setelah kolam bersih (akhir masa pengeringan tanag).  Pengapuran bertujuan untuk membunuh hama dan bibit penyakit, karena sifat kapur mengeluarkan panas.  Selain itu kapur juga berfungsi menaikkan pH tanah dan air dan sekaligus sebagai penyangga goncangan pH air.  Jenis-jenis kapur yang digunakan antara lain kapur Ca(MgCO3)2 atau dolomite, CaCO3 (kapur pertanian) dan CaO (kapur bangunan).  Namun yang paling sering digunakan adalah kapur pertanian dan kapur dolomite. Dosis yang digunakan berkisar antara 40 – 200 gr/m2 lahan.
Kapur digunakan dengan cara menaburkanke seluruh tanah dasar kolam.  Lebih bagus lagi setelah dikapur, dilakukan pembalikan tanah dasar sehingga kapur terbenam dalam tanah, dan selanjutnya dilakukan lagi pengapuran.  Pengapuran kadang-kadang dilakukan pula pada saat pemeliharaan ikan.  Hal ini dilakukan pada saat pH air berada di bawah 6.

2. Memupuk
Memupuk adalah menambahkan unsur- unsur nutrisi kedalam media budidaya sesuai dengan kebutuhan untuk menumbuhkan pakan alami / meningkatkan produktifitas kolam sesuai dengan jenis dan biomasa yang dikehendaki. Pemupukan dapat dilakukan dengan pemberian pupuk organik dan anorganik, terutama bahan-bahan yang mengandung unsure nitrogen, kalsium, dan phospate sebagaii unsur utama bagi pertumbuhan biota perairan. Sebelum kolam diairi, pupuk organik sudah disebarkan dipermukaan dasar kolam, dengan maksud untuk meningkatkan produktifitas kolam.

- Konsep pemupukan kolam
 Pemupukan dasar ini sebaiknya dicampur dengan tanah dasar kolam (sebelum pemupukan seyogyanya dilakukan pengolahan tanah dasar kolam terlebih dahulu ) untuk memperpanjang manfaat pupuk. Setelah pemupukan , kolam diairi dengan kedalaman air 0,5 m, kondisi ini dimaksudkan untuk menghasilkan perairan kolam dengan suhu yang relatif tinggi. Suhu air yang tinggi pada air dangkal dapat menjadi stimulus proses mineralisasi.
Melalui pemupukan pertama-tama produksi plankton akan dimulai,  Kolam secara bertahap diisii air sampai mencapai permukaan air yang dikehendaki.  Untuk menjaga kesuburan air kolam, penambahan sejumlah pupuk harus dilakukan agar pertumbuhan benih ikan dan produktifitas kolam optimal.Kuantitas kesuburan kolam harus dijaga dengan cara mengamati tingkat kesuburan air kolam yaitu dengan mengamati warna air kolam.
Pemberian pupuk secara bertahap sedikit demi sedikit lebih baik dibandingkan dengan pemberian pupuk sekaligus dalam jumlah banyak.  Pemupukan sebaiknya dilakukan pada pagi hari, strategi ini dimaksudkan untuk menyediakan waktu yang cukup dalam proses dekomposisi bahan
organik dan pemasukan oksigen melalui proses fotosintesis.  Pemupukan ini akan lebih baik dengan cara pupuk diletakkan di tepi kolam, hari-hari selanjutnya kemungkinan kekurangan oksigen (pada hari pertama atau kedua). Ketika cuaca mendung dan panas pemberianbpupuk dilakukan dalam jumlah
sedikit.  Pemberian pupuk tidak hanya pupuk organik ( Kotoran ternak atau pupuk hijau ) tetapi juga pupuk anorganik/pupuk kimia dapat digunakan untuk meningkatkan produktifitas kolam.

a. Pupuk Organik Yang masih Segar
Pupuk dapat memberikan stimulus terhadap produksi pakan alami di kolam.  Produksi ikan yang tinggi ( diatas 6000 kg/Ha) dapat dicapai dengan management pemeliharaan yang baik sehingga pemberian pupuk tidak menimbulkan dampak negatif pada pertumbuhan dan perkembangan ikan. Pada umumnya konversi pemberian pupuk organik adalah 50 kg pupuk menghasilkan 1 kg ikan. Pupuk kandang yang maisih segar kaya terhadap nutriens dan dapat langsung di gunakan didalam kolam. Kandang unggas, ternak ruminansia, dapat dibangun diatas sepanjang pematang kolam atau diatas kolam. Sisa-sisa pakan dan pupuk dapat dimasukkan secara langsung kekolam, sehingga tidak memerlukan tenaga pengangkutan. Pada kasus ini pematang kolam harus dibangun cukup lebar untuk mendirikan kandang.  Jumlah unggas/ternak yang dipelihara harus dipertimbangkan dengan luas kolam, hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya keracunan pada perairan.

Keuntungan penggunaan pupuk organik adalah;
-  Pupuk mengandung seluruh nutrien yang dibutuhkan untuk menghasilkan pakan ikan alami
-  Menghasilkan bakteri, zooplankton dan phytoplankton
-  Meningkatkan struktur tanah kolam dan meningkatkan kapasitas penyangga kesuburan perairan.
 Peningkatan penggunaan pupuk dalam jumlah besar harus memperhatikan resiko terhadap penurunkan oksigen pada pagi hari, dan ini dapat meningkatkan penyakit pada populasi ikan. Suhu yang tinggi akan meningkatkan resiko bagi kehidupan ikan. Pupuk organik dapat masuk dalam rantai makanan melalui pendekatan;
-  Dikonsumsi langsung oleh ikan
- Setelah melalui proses dekomposisi sebagai sumber makanan bagi phytoplankton dan tanaman
- Sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme
Skema rantai makan
Gambar 1 skema rantai makan
Pupuk Kandang
Dikonsumsi Langsung                                  Mineral                                           Dekomposi

Tanamanan                                              Phytoplankton                                               Bakteri/fungi     

zooplankton

   Bentos
  
  Ikan Omnivor    Ikan  Herbivora     Ikan tipe penyaring       Ikan tipe Penyaring, Ikan dasar
       dan dasar      
                                               
                     Ikan omnivore
                                                          
                                                            Ikan karnifora

-  Dampak Terhadap Ecology Perairan Dengan Pemberian Pupuk Organik
Penggunaan pupuk organik pada kolam akan menghasilkan pertumbuhan plankton secara maksimal/blooming.  Secara singkat setelah pemupukan, spesies plankton yang ditemukan pada bahan organik akan terlihat pada blooming pertama. Kondisi ini korelasinya sangat siknifikan dengan jumlah pupuk yang diberikan dan jenis plankton yang akan mendominasi. Sejumlah besar pupuk akan menumbuhkan algae hijau ( Chlorophita ) dan algae biru ( Chyanopite ) yang mendominasi. Spesies-spesies plankton itu tidak mudah dicerna oleh ikan sebab membran kerasnya menutupi sels.
Pada penggunaan pupuk kandang dalam jumlah yang sedikit, spesies plankton lain akan mendominasi kondisi perairan. Spesies ini dapat dicerna oleh ikan. Melalui penggunaan pupuk dengan jumlah/dosis yang normal, plankton yang dapat dicerna ikan akan tumbuh subur dan puncaknya akan
mencapai pada hari ke 4 . Setelah itu, spesies plankton besar akan menggantikan dari spesies plankton yang pertama. Plankton besar ini kurang dapat dicernak oleh ikan-ikan yang masih muda dan akan
mencapai puncak produksinya pada hari ke 5 - 10 .  Dalam waktu singkat setelah perkembangan phytoplankton kecil, zooplankton akan mulai tumbuh berlipat ganda.  Protozoa, organism bersel sederhana, akan menjadi zooplankton pertama yang akan mencapai puncak pertumbuhan . Protozoa akan berkembang biak sangat cepat. Protozoa ini akan diikuti oleh yang lainnya, Zooplankton besar yaitu; rotifer, mikro dan makro cladocera dan akhirnya copepoda.  Dengan menampilkan  macro-plankton rantai makanan akan menjadi lebih kompleks. Sebagai contoh, macro-cladocera akan memakan sebagian besar rotifera dan phytoplankton.  Jika kurang dieksploitasi, plankton besar akan cepat overgrazes  plankton. Produksi oksigen akan menurun. Zooplankton mati karena kekurangan oksigen dan makanan akan mengendap kedasar kolam.  Setelah proses dekomposisi, siklus baru phyto/zooplankton akan dimulai.

b. Kompos
Kolam juga dapat dipupuk dengan kompos.  Pembuatan kompos adalah proses penguraian secara biologi yang terkendali, yaitu dari komposisi bahan organik yang komplek menjadi komposisi yang sederhana, seperti humus. Banyak jenis mikroorganisme yang berperan dalam proses penguraian ini, semuanya membutuhkan bahan organik ( C ) sebagai sumber energi.  Kandungan bahan nitrogen ( N ) untuk membuat asam amino dan kecukupan air untuk menjaga kelembaban. Proses pengomposan
dirangsang oleh suhu yang tinggi Proses pengomposan menurunkan kebutuhan oksigen bagi kehidupan
( BOD ) terhadap bahan organik dan ini akan membuat kompos sangat cocok untuk pemupukan di kolam .            Kompos dapat digunakan dalam bentuk kompos atau dalam bentuk ekstrak ( cairan ). Jika memungkinkan, superphospat dapat ditambahkan pada kompos untuk mengurangi kehilangan nitrogen, dosis yang diberikan ( 20 kg superpospat/ton bahan kompos). Penambahan kapur (1-2%), pada pengomposan cara basah dan pengomposan sistim kering, untuk pencegahan terjadinya reaksi asam dari bahan komps. pH yang rendah tidak menguntungkan bagi aktifitas microorganisme. Tetapi para peneliti mencegahnya dengan menambahkan kapur untuk mengurangi efek negatif pada proses nitrifikasi
Sejumlah kompos dibutuhkan sebagai pupuk dasar kolam ikan antara 5 – 10 ton/ha tergantung pada kesuburan tanahnya. Penambahan pemupukan dibutuhkan sampai akhir masa pemeliharaan.



2). Pemupukan dengan pupuk anorganik
Pemupukan dengan pupuk anorganik/pupk kimia. Pupuk ini mengandung nutrien N, P, K, yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk ini juga dapat digunakan dalam pemupukan kolam. Keuntungan menggunakan pupuk anorganik adalah; Tidak melalui proses dokomposisi/penguraian, tidak ada microorganisme yang membutuhkan oksegen. Pupuk dapat langsung di perguinakan oleh kehidupan organismehidup didalam kolam, manfaatnya sangat cepat untuk pertumbuhan plankton.
Dosis pemupukan dapat dihitung secara lebih tepat, bila dibandingkan dengan pupuk organik.
Kerugiannya, adalah harganya mahal dan harus dibeli, tidak dapat dibuat sendiri. Untuk pertumbuhan phitoplankton agak kurang cocok , selanjutnya zooplanktonnya juga berkurang. Penggunaan pupuk kimia yang dikombinasikan dengan pupuk organik sangat baik.Nitrogen ( N ) dan phospate ( P ) adalah komponen yang penting ntuk ekosistem perairan. Pemupukan dengan nitrogen ( N ).  Pupuk Nitrogen mengandung Amonia, disarankan tidak dicampurdengan bahan-bahan alkali, jika N dicampur dengan bahan alkali NH4 akan berubah menjadi NH3 dan ini beracun bagi ikan.Terlepas dari itu amonia juga mudah menguap oleh karena itu akan hilang ke udara.  Suhu yang tinggi juga akan menyebabkan NH4 berubah menjadi NH3.  Jumlah pupuk nitrogen yang dibutuhkan tergantung dari kesuburan dasar kolam dan kandungan N didalam pupuk yang akan digunakan ( Amoniak cair 12 – 16 % N, Amonium sulphate 20 – 21 % N, Urea 44 – 46 % N ).  Penggunaan 20 – 30 kg N/Ha dengan rata-rata kedalaman air 1,5 m adalah merupakan dosis yang direkomendasikan.
Setelah kolam diairi secara penuh, tambahkan pupuk 10 kg/ha, selanjtnya pemberian pupuk diberikan setiap minggu tergantung dari tingkat kesuburan kolam.  Jika pemupukan menggunakan amonia cair, paking ammonia seyogyanya dibuka di dalam air kolam, dengan memperhatikan arah angin, ini dimaksudkan untuk mengurangi kehilangan ammonia karena proses penguapan. Amonia sulphate dan urea dalam bentuk kristal dapat disebar dipermukaan dasar kolam atau diletakkan pada kantong-kantong yang berlubang pada tempat-tempat tertentu.  Urea tidak dapat diserap langsung oleh phitoplankton , tetapi harus diubah dulu menjadi amonium carbonat. Proses perubahan ini tergantung pada suhu air kolam ( terjadi perubahan setelah dua hari pada suhu 30 o C, 4 – 5 hari pada suhu 20 0 C)
Pemupukan dengan phosphate dengan dosis 30 kg P2O5/ha/bulan memberikan hasil yang optimal.
Phospate sangat mudah diserap oleh dasar kolam ( fiksasi phospate ).
           

KD 5. Mengairi Kolam Budidaya

Prinsip mengairi kolam adalah mengatur pemasukan air dan pengeluaran air kolam sesuai dengan kebutuhan budidaya, dan sesuai dengan tahapan pemeliharaan, yaitu mulai dari penyiapan air sebagai media tumbuh pakan ikan, sebagai lingkungan hidup dan mengeluarkan air pada saat pemanenendan pemeliharaan dasar kolam, yaitu;
1. Memasukan air ke kolam sesuai dengan parameter dan volume air budidaya
2. Mengeluarkan air kolam yang sudah tidak dikehendaki, sehingga terjadi sirkulasi air dalam kolam
  , agar kualitas air kolam tetap stabil.
3. Memasukan dan mengeluarkan air sesui tujuan kegiatan ( pengeringan kolam atau pengisian air kolam)
Pengisian air secara bertahap dilakukan sampai pH air diatas 7. Kondisi ini mampu menjadikan stimulus terhadap pembentukan nutrien dari lumpur kolam (N,P).Calsium sendiri merupakan elemen esensial dan bermanfaat bagi pembentukan tulang ikan. Kolam dapat ditebari ikan seminggu setelah pengapuran. Jika air terlalu subur ( dengan warna air hijau dan daya tembus cahayanya berkurang ), pemberian pupuk kandang harus dihentikan. Pada kasus ini pemasukan air kedalam kolam harus segera dilakukan .  Pemasukan air dikolam dengan menggunakan pompa air atau pun memanfaatkan pasang air (terutama budidaya tambak payau). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar