Kamis, 30 Maret 2017

PEMBESARAN IKAN LELE

PEMBESARAN IKAN LELE

Pelaksanaannya
Sebelum benih ikan lele ditebarkan di kolam pembesaran, yang perlu diperhatikan adalah tentang kesiapan kolam meliputi :
a.       Persiapan kolam tembok
l Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dinding kolam diperkeras dengan memukul-mukulnya dengan menggunakan balok kayu agar keras dan padat sepaya tidak ada kebocoran. Pemopokan pematang untuk kolam tanah (menutupi bagian-bagian kolam yang bocor).
l Untuk tempat berlindung ikan (benih ikan lele) sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat parit/kamalir dan kubangan (bak untuk pemanenan).
l Memberikan kapur ke dalam kolam yang bertujuan untuk memberantas hama, penyakit dan memperbaiki kualitas tanah. Dosis yang dianjurkan adalah 20-200 gram/m2, tergantung pada keasaman kolam. Untuk kolam dengan pH rendah dapat diberikan kapur yang lebih banyak, juga sebaliknya. Pemberian kapur dapat dilakukan sekedar untuk mermberantas hama dan penyakit yang kemungkinan terdapat di kolam.
l Pemupukan dengan kotoran ternak ayam, berkisar antara 500-700 gram/m2; urea 15 gram/m2; SP3 10 gram/m2; NH4NO3 15 gram/m2.
l Pada pintu pemasukan dan pengeluaran air di pasang penyaring.
l Kemudian dilakukan pengisian air kolam.
l Kolam dibiarkan selama + 7 hari, guna memberi kesempatan tumbuhnya makan alami.
b.       Persiapan kolam tembok
Persiapan kolamtembok hampir sama dengan kolam tanah. Bedanya, pada kolam tembok tidak dilakukan pengolahan dasar kolam, perbaikan parit dan bak untuk panen, karena parit dan bak untuk panen biasanya sudah dibuat permanen.

c.        Penebaran benih
Sebelum benih ditebarkan sebaiknya benih dicuci hamakan dahulu dengan merendamnya di dalam larutan KM5N04 (kalium permanganat) atau PK dengan dosis 35 gram/m2 selama 24 jam atau formalin dengan dosis 25 mg/l selama 5-10 menit.
d.                   Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada saat udara tidak panas. Sebelum ditebarkan ke kolam, benih diaklimatisasi dulu (perlakuan penyesuaian suhu) dengan cara memasukan air kolam sedikit demi sedikit ke dalam wadah pengangkut benih.benih yang sudah teraklimatisasi akan sendirinya keluar dari kantong (wadah) angkut benih menuju lingkungan yang baru yaitu kolam. Hal ini berarti bahwa perlakukan tersebut dilaksanakan diatas pemukaan air kolam dimana wadah (kantong) benih mengapung diatas air. Jumlah benih yang ditebar 35-50 ekor/m2 yang berukuran 5-8 cm. Pemberian pakan
Selain makanan alami, untuk mempercepat pertumbuhan ikan lele perlu pemberian makanan tambahan berupa pellet. Jumlah makanan yang diberikan sebanyak 2-5 % perhari dari berat total ikan yang di tebarkan di kolam. Pemberian pakan frekuensinya 3-4 kali perhari. Sedangkan komposisi makanan buatan dapat di buat dari campuran dedak halus dengan ikan rucah dengan perbandingan 1:9 atau campuran dedak halus, bekatul, jagung, cincangan bekicot dengan perbandingan 2:1:1:1 campuran tersebut dapat dibuat bentuk pellet.


e.       Pemanenan
Ikan lele Sangkuriang akan mencapai ukuran konsumsi setelah dibesarkan selama 130 hari, dengan bobot antara 200-250 gram per ekor dengan panjang 15-20 cm. Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air kolam. Ikan lele akan berkumpul di kamalir dan kubangan, sehingga mudh ditangkap dengan menggunakan waring atau lambit. Cara lain penangkapan

                                                                             
Gambar 4. Benih ikan lele paralon/bambu diletakkan di dasar kolam, pada waktu air kolam disurutkan, ikan lele akan masuk ke dalam ruas bambu/paralon, maka dengan mudah ikan di tangkap atau diangkat. Ikan lele hasil tangkapan dikumpulkan pada wadah berupa ayakan/happa di pasang di kolam yang airnya terus mengalir untuk diistirahatkan sebelum ikan-ikan tersebut diangkut untuk di pasarkan.
Pengangkutan ikan lele dapat dilakukan dengan menggunakan karamba, pikulan ikan atau jerigen plastik yang diperluas lubang permukaannya dan dengan jumlah air yang sedikit.


PENGELOLAAN KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN


Kegiatan budidaya lele Sangkuriang di tingkat pembudidaya sering di hadapkan pada permasalahan timbulnya penyakit atau kematian ikan. Pada kegiatan pembesaran, penyakit banyak ditimbulkan akibat buruknya penanganan kondisi lingkungan. Organisme predator yang biasanya menyerang antara lain ular dan belut. Sedangkan organisme pathogen yang sering menyerang adalah Ichthiphthirius sp.,Trichodina sp., Monogenea sp., dan Dacthylogyrus sp.
Penanggulangan hama insekta dapat dilakukan dengan pemberian insektisida yang direkomendasikan pada saat pengisian air sebelum benih ditanam. Sedangkan penanggulangan belut dapat dilakukan dengan pembersihan pematang kolam dan pemasangan plastik di sekeliling kolam.
Penanggulangan organisme pathogen dapat dilakukan dengan pengelolaan lingkungan budidaya yang baik dan pemberian pakan yang teratur dan mencukupi. Pengobatan dapat menggunakan obat-obatan yang direkomendasikan.
Pengelolaan lingkungan dapat dilakukan dengan melakukan persiapan kolam dengan baik. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan kolam tanah, persiapan kolam meliputi pengeringan, pembalikan tanah, perapihan pematang, pengapuran, pemupukan, pengairan dan pengkondisisan tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Pada kegiatan budidaya dengan menggunakan bak tembok atau bak plastik, persiapan kolam meliputi pengeringan, disinfeksi (bila diperlukan), pengairan dan pengkondisian tumbuhnya plankton sebagai sumber pakan. Perbaikan kondisi air kolam dapat pula dilakukan dengan penambahan bahan probiotik.
Untuk menghindari terjadinya penularan penyakit, maka hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
l Pindahkan segera ikan yang memperlihatkan gejala sakit dan diobati secara terpisah. Ikan yang tambak lebih parah sebaiknya dimusnahkan.
l Jangan membuang air bekas ikan sakit ke saluran air.
l Kolam yang sudah terjangkit harus segera dikeringkan dan dilakukan pengapuran dengan dosis 1 kg/5 m2. kapur (CaO) ditebarkan merata di dasar kolam, kolam dibiarkan sampai tanah kolam retak-retak.
l Kurangi kepadatan ikan di kolam yang terserang penyakit.
l Alat tangkap dan wadah ikan harus dijaga agar tidak terkontaminasi penyakit. Sebelum dipakai lagi sebaiknya dicelup dulu dalam larutan Kalium permanganat (PK) 20 ppm (1 gram dalam 50 liter air) atau larutan kaporit 0,5 ppm (0,5 gram dalam 1 m3 air).
l Setelah memegang ikan sakit cucilah tangan kita dengan larutan PK
l Bersihkan selalu dasar kolam dari lumpur dan sisa bahan organik.
l Usahakan agar kolam selalu mendapatkan air segar atau air baru.
l Tingkatkan gizi makanan ikan dengan menambah vitamin untuk menambah daya tahan ikan.
ANALISA USAHA
Pembesaran lele Sangkuriang di bak plastik

1.   Investasi
a. Sewa lahan 1 tahun @ Rp 1.000.000,-                    = Rp  1.000.000,-
b. Bak kayu lapi plastik 3 unit @ Rp 500.000,-           = Rp  1.500.000,-
c. Drum plastik 5 buah @ Rp 150.000,-       = Rp     750.000,-
2.   Biaya Tetap
a. penyusutan lahan Rp 1.000.000,-/1 thn                   = Rp  1.000.000,-
b.  Penyusutan bak kayu lapis plastik
Rp 1.500.000,-/2 thn                                                    = Rp     750.000,-
     c. Penyusutan drum plastik Rp 750.000,-/5 thn    = Rp     150.000,-
                                                                                                       Rp  1.900.000,-

1.   Biaya Variabel
a. Pakan 4800 kg @ Rp 3.700,-                    = Rp  17.000.000,-
b. benih ukuran 5-8 cm sebanyak
    25.263 ekor @ 80,-                                      = Rp   2.021.052,6
c. obat-obatan 6 unit @ Rp 50.000,-                            = Rp      300.000,-
d. alat perikanan 2 paket @ Rp 100.000,-                  = Rp      200.000,-
e. Tenaga kerja tetap 12 OB @ Rp 250.000,-     = Rp   3.000.000,-
f. Lain-lain 12 bln @ Rp 100.000,-                               = Rp   1.200.000,-
2.                                                             Total Biaya
Biaya tetap + Biaya Variabel
= Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052.6
= Rp 26.181.052,6
3.   Produksi Lele Konsumsi
4800 kg x Rp 6.000/kg = Rp 28.800.000,-
4.   Pendapatan
Produksi – (Biaya tetap + Biaya variabel)
= Rp 28.800.000,- - (Rp 1.900.000,- + Rp 24.281.052,6)
= Rp 2.418.947,37
5.   Break Event Point
Volume produksi  = 4.396,84 kg
Harga produksi = Rp 5.496,05
                                Rp 24.281.052,6


Diposkan oleh Munawaroh,SP.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar