Rabu, 25 Oktober 2017

JENIS-JENIS PENYAKIT PADA IKAN

JENIS-JENIS PENYAKIT PADA IKAN



Penanganan serangan penyakit pada usaha budidaya ikan air tawar harus dilakukan diagnose sesegera mungkin dengan mengetahui penyebab penyakit baik penyakit pathogen maupun non pathogen (viral, jamur, bacterial, dan parasitik) sehingga tepat dalam tindakan pengobatan secara afektip dan efesien. jenis-jenis penyakit yang sering di temukan pada ikan adalah sebagai berikut :

1. Penyakit Infeksi (Menular)

Parasit
Penyakit yang disebabkan oleh parasit secara umum jarang mengakibatkan penyakit yang sporadis. Tetapi untuk intesitas penyerangan yang sangat tinggi dan areal yang terbatas dapat berakibat sporadis. Akibat dari penyakit yang disebabkan oleh parasit secara ekonomis cukup merugikan yaitu dapat menyebabkan kematian, menurunkan bobot, bentuk serta ketahanan tubuh ikan sehingga dapat dimanfaatkan sebagai jalan masuk bagi infeksi sekunder oleh patogen lain seperti jamur, bakteri dan virus. Penyakit yang disebabkan oleh parasit ini terdiri dari protozoa dan metazoa. Protozoa bersifat parasitik terhadap ikan dan jumlahnya lebih dari 2000 jenis. Salah satu jenis protozoa ang paling sering menjadi kendala dalam budidaya ikan adalah Ichthyophthirius multifiliis atau ich (penyakit bintik putih). Sifat serangannya sangat sporadis dan kematian yang diakibatkannya dapat mencapai 100 % populasi dalam tempo yang relatif singkat. Secara umum gejala ikan yang terserang protozoa adalah.

Ikan tampak pucat.
Nafsu makan kurang.
Gerakan lambat dan sering menggosok-gosokkan tubuhnya dinding kolam.
Pada infeksi lanjut ikan mangap-mangap dan meloncat-loncat ke permukaan air untuk mengambil oksigen.
Adanya bercak-bercak putih pada permukaan tubuh ikan.
Parasit dari golongan metazoa antara lain Monogenetic trematod (golongan cacing), cestoda, nematoda, Cepopoda (Argulus sp, Lernaea sp dan golongan Isopoda. Organ yang menjadi target serangan parasit ini adalah insang. Penularan terjadi secara horisontal terutama pada saat cacing dalam fase berenang bebas yang sangat infektif. Secara umum gejala dari serangan metazoa adalah :

Ikan tampak lemah.
Tidak nafsu makan.
Pertumbuhan lambat tingkah laku dan berenang tidak normal disertai produksi lendir yang berlebihan.
Ikan sering terlihat berkumpul disekitar air masuk karena kualitas dan kadar oksigen lebih tinggi.
Insang tampak pucat dan membengkak sehingga overculum terbuka.
Ikan sulit bernafas seperti gejala kekurangan oksigen.
Peradangan pada kulit akan mengakibatkan ikan menggoso-gosok badannya pada benda sekitar.
Badan kemerahan disekitar lokasi penempelan parasit.
Pada infeksi berat parasit ini kadang dapat terlihat dengan mata telanjang pada permukaan kulit ikan.
Jamur
Jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur bersifat infeksi sekunder semua jenis ikan air tawar termasuk telurnya rentan terhadap infeksi jamur. Jenis jamur yang sering menjadi kendala adalah dari famili saprolegniaceae. Beberapa faktor yang sering memicu terjadinya infeksi jamur adalah penanganan yang kurang baik (transportasi) sehingga menimbulkan luka pada tubuh ikan, kekurangan gizi, suhu dan oksigen terlarut yang rendah, bahan organik tinggi, kualitas telur buruk/tidak terbuahi dan padatnya telur pada kakaban. Penyakit ini menular terutama melalui spora di air. Gejala-gejalanya dapat dilihat secara klinis adanya benang-benang halus menyerupai kapas yang menempel pada telur atau luka pada bagian eksternal ikan.

Bakteri
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri adalah penyakit yang paling banyak menyebabkan kegagalan pada budidaya ikan air tawar. Penyakit akibat infeksi bakterial masih sering terjadi dengan intensitas yang variatif. Umumnya pembudidaya masih mengandalakan antibiotik sebagai ” magic bullet” untuk melawan penyakit bakterial. Jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri antara lain adalah penyakit merah yang disebabkan oleh bakteri garam negatif (Aeromonas hydrophila), penyakit columnaris atau luka kulit, sirip dan insang yang disebabkan oleh infeksi bakteri Flavobacterium columnare, penyakit tubercolosis yang tergolong sangat kronis disebabkan oleh bakteri garam positif Mycobacterium spp. dan penyakit Streptococciasis yang disebabkan oleh bakteri garam positif Streptococcus spp.

Virus
Patogen virus juga menyebabkan penyakit pada budidaya ikan air tawar belum banyak diketahui penyakit yang disebabkan oleh virus di Indonesia kecuali penyakit Lymphocystis dan Koi Hervesvirus (KHV). Infeksi lymphoccystis hanya bersifat kronis dan bila menyerang ikan hias akan mengalami kerugian yang berarti karena merusak keindahan ikan. Sampai saat ini KHV merupakan penyakit yang paling serius dan sporadis terutama untuk komoditi ikan mas dan koi.

White Spot (Ich)
White spot atau dikenal juga sebagai penyakit “ich” merupakan penyakit ikan yang disebabkan oleh parasit. Penyakit ini umum dijumpai pada hampir seluruh spesies ikan secara potensial white spot dapat berakibat mematikan. Penyakit ini ditandai dengan munculnya bintik-bintik putih disekujur tubuh dan juga sirip. Siklus hidup dan cara memperbanyak diri inang white spot yang bervariasi memegang peranan penting terhadap berjangkitnya penyakit tersebut. Siklus hidup white spot terdiri dari beberapa tahap, tahapan tersebut secara umum dapat dibagi dua yaitu tahapan infektif dan tahapan tidak infektif. Gejala klinis white spot merupakan akibat dari bentuk tahapan siklus infektif. Wujud dari “white spot” pada tahapan infektif ini dikenal sebagai Trophont. Trophont hidup dalam lapisan epidermis kulit insang atau rongga mulut. Parasit ini hidup di lapisan dalam kulit berdekatan dengan lapisan basal lamina. Ikan-ikan yang terjangkit akan menunjukkan penampakan berupa bintik-bintik putih pada sirip, tubuh, insang atau mulut. Pada awal perkembangannya bintik tersebut tidak akan bias dilihat dengan mata. Tapi pada saat parasit tersebut makan tumbuh dan membesar sehingga bisa mencapai 0.5 – 1 mm bintik tersebut dapat dengan mudah dikenali.

Black Spot
Ikan yang menderita penyakit ini akan muncul titik hitam kecil pada tubuhnya secara umum penyakit ini mudah disembuhkan. Sering kali penyakit Black Spot terjadi pada akuarium baru saat ikan-ikan dimasukkan. Semua ikan berisiko terkena penyakit ini tetapi ikan Silver Dollar dan Piranha paling rentan.

2. Penyakit Non-Infeksi (Tidak Menular)

Penyakit Akibat Lingkungan
Faktor lingkungan dalam kegiatan budidaya ikan air tawar mempunyai pengaruh yang sangat tinggi. Lingkungan juga dapat mendatangkan penyakit dari kegiatan budidaya air tawar. Pengaruh dari penyakit yang diakibatkan oleh faktor lingkungan sering mengakibatkan kerugian yang serius karena kematian yang berlangsung sangat cepat dan tiba-tiba dan mematikan seluruh populasi ikan. Penyebabnya misalnya ada upwelling, keracunan akibat peledakan populasi plankton, keracunan pestisida/limbah industri, bahan kimia dan lainnya. Faktor lingkungan yang buruk akan menyebabkan ikan menjadi.

tercekik yaitu kekurangan oksigen yang umumnya terjadi menjelang pagi hari pada perairan yang punya populasi phytoplankton tinggi.
Keracunan nitrit yang sering disebut penyakit darah cokelat karena disebabkan oleh konsentrasi nitrit yang tinggi di dalam air yang berasal dari hasil metabolisma ikan.
Keracunan amoniak terjadi hampir sama dengan nitrit tetapi pada umunya karena pengaruh pemberian pakan yang berlebihan atau bahan organik sedangkan populasi bakteri pengurai tidak mencukupi yang sangat beracun adalah dalam bentuk NH3.
Fluktuasi air yang ekstrim dimana perubahan suhu air yang ekstrim akan merusak keseimbangan hormonoal dan fisiologis tubuh ikan dan pada umumnya ikan tidak mampu untuk beradaptasi terhadap perubahan dan mengakibatkan ikan stress bahkan kematian.
Limbah pollutan yang terdiri dari logam-logam berat cukup berbahaya bagi ikan karena sifat racunnya yaitu Hg, Cd, Cu, Zn, Ni, Pb, Cr, Al dan Co juga dapat menyebabkan penyakit bagi ikan. Sifat dari masing-masing logam berat tersebut dapat meningkat apabila komposisi ion-ion di dalam air terdiri dari jenis-jenis ion yang sinergik. Selain komposisi ion, nilai PH juga berpengaruh terhadap tingkat kelarutan ion-ion loga. Bila kadarnya tinggi menyebabkan ikan-ikan stress dan bila terus meningkat dapat menyebabkan kematian.
Penyakit Malnutrisi
Pemberian pakan yang berlebihan/kekurangan dan tidak teratur juga dapat menyebabkan penyakit pada ikan. Penyakit karena malnutrisi jarang menunjukkan gejala spesifik sehingga agak sulit didiagnosa penyebab utamanya. Tetapi dalam pakan dapat mengakibatkan kelainan fungsi morfologis dan biologis seperti defisiensi asam pantothenic penyakit jaring insang ikan yang dapat menyebabkan ikan sulit bernafas yang diikuti dengan kematian, defisiensi vitamin A yang menyebabkan mata menonjol/buta dan terjadi pendarahan pada kulit juga ginjal, defisiensi vitamin B-1 yang menyebabkan kehilangan nafsu makan, pendarahan dan penyumbatan pembuluh darah, defisiensi asam lemak essensial yang berakibat infiltrasi lemak pada kulit dan minimnya pigmentasi pada tubuh ikan. Yang cukup berbahaya adalah karena defisiensi vitamin C yang merupakan penyakit yang umum terjadi dimana akibat yang paling populer adalah broken back syndrome seperti scoliosis dan lordosis

Penyakit Genetis
Salah satu penyebab penyakit yang kompleks pada kegiatan budidaya ikan air tawar karena adanya faktor genetik terutama karena adanya perkawinan satu keturunan (Inbreeding). Pemijahan inbreeding yang dilakukan secara terus-menerus akan menurunkan kualitas ikan berupa variasi genetik dalam tubuh ikan. Akibat dari pemijahan secara inbreeding adalah :

Pertumbuhan ikan lambat (bantet/kontet) dan ukuran beragam.
Lebih sensitif terhadap infeksi patogen.
Organ tubuh badan yang tidak sempurna serta kelainan lainnya.
Katarak
Bila mata ikan anda terdapat selaput abu-abu atau putih maka mungkin ikan anda mengidap katarak. Ada sejumlah perawatan yang khusus dibuat untuk katarak termasuk Aquatronics dan Eye Fungex. Kuncinya adalah memastikan level amonia dan nitrit pada batas yang dapat diterima. Karena katarak pada ikan terjadi karena pertumbuhan jamur maka meneteskan fungisida ke dalam akuarium akan sangat bermanfaat.

Diposkan oleh Munawaroh,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar