Sabtu, 30 Juni 2018

Budidaya Tetraselmis dan Cacing Tanah


Budidaya Tetraselmis Sebagai Pakan Alami Ikan adalah cara memperbanyak tetraselmis untuk mendapatkan dalam jumlah yang cukup banyak guna untuk menjadikannya makanan ikan atau produk lainnya. Tetraselmis chuii merupakan jenis mikroalga yang memiliki warna tubuh kehijauan atau dikenal dengan flagelata berklorofil. Tetraselmis adalah jenis alga bersel tunggal yang mempunyai empat buah flagella berwarna hijau (green flagella). Dengan flagella tersebut maka tetraselmis dapat bergerak lincah dan cepat seperti hewan bersel tunggal. 

Klasifikasi tetraselmis (Alam Ikan 9) sebagai berkut :
Kingdom         : Plantae
Filum               : Chlorophyta
Kelas               : Prasinophyceae
Ordo                : Pyramimonadales
Genus              : Tetraselmis
Speises            : Tetraselmis chuii

Parameter Tetraselmis
Tetraselmis: salinitas 15-36 ppt dan kisaran suhu 15-35 derajat C.

Jenis-jenis Pakan Alami
Jenis-jenis makanan alami yang dimakan ikan sangat beragam, tergantung pada jenis ikan dan tingkat umurnya. Beberapa jenis pakan alami yang dibudidayakan adalah : (a) Chlorella(b) Tetraselmis(c) Dunaliella; (d) Diatomae(e) Spirulina(f) Brachionus(g) Artemia; (h) Infusoria; (i) Kutu Air; (j) Jentik-jentik Nyamuk; (k) Cacing Tubifex/Cacing Rambut; dan (l) Ulat Hongkong



Cara Persiapan Tempat Tetraselmis
Tetraselmis Dalam wadah 1liter
1. Dapat menggunakan botol erlenmeyer. Botol, slang plastik, dan batu aerasi dicuci dengan deterjen dan dibilas dengan larutan klorin 150 ml/ton.
2. Wadah diisi air medium dengan kadar garam 28 permil yang telah disaring dengan saringan 15 mikron. Kemudian disterilkan dengan cara direbus, diklorin 60 ppm dan dinetralkan dengan 20 ppm Na2S2O3, atau disinari lampu ultraviolet.
3. Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut :
  • Natrium nitrat – NaNO3 = 84 mg/l
  • Natrium dihidrofosfat-NaH2PO4 = 10 mg/l atau Natrium fosfat-Na3PO4 = 27,6 mg/l atau Kalsium fosfat-Ca3(PO4)2 = 11,2 mg/l
  • Besi klorida – FeCl3 = 2,9 mg/l
  • EDTA (Ethylene dinitrotetraacetic acid) = 10 mg/l
  • Tiamin-HCl (vitamin B1) = 9,2 mg/l
  • Biotin = 1 mikrogram/l
  • Vitamin B12 = 1mikrogram/l
  • Tembaga sulfat kristal CuSO4.5H2O = 0,0196 mg/l
  • Seng sulfat kristal ZnSO4.7H2O = 0,044 mg/l
  • Natrium molibdat-NaMoO4.7H2O = 0,02 mg/l
  • Mangan klorida kristal-MnCl2.4H2O = 0,0126 mg/l
  • Kobalt korida kristal-CoCl2.6H2O = 3,6 mg/l
Tetraselmis Dalam wadah 1 galon (3 liter):
- Dapat menggunakan botol “carboys” atau stoples.
- Persiapan sama dengan dalam wadah 1 liter.
- Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut :
  • Urea-46 = 100 mg/l
  • Kalium hidrofosfat-K2HPO4 = 10 mg/l
  • Agrimin = 1 mg/l
  • Besi klorida-FeCl3 = 2 mg/l
  • EDTA (Ethylene dinitrotetraacetic acid) = 2 mg/l
  • Vitamin B1 = 0,005 mg/l
  • Vitamin B12 = 0,005 mg/l
Tetraselmis Dalam wadah 200 liter dan 1 ton
1. Wadah 200 liter dapat menggunakan akuarium, dan untuk 1 ton menggunakan bak dari kayu, bak semen, atau bak fiberglass.
2. Persiapan lain sama.
3. Medium dipupuk dengan jenis dan takaran sebagai berikut :
  • Urea-46 = 100 mg/liter
  • Pupuk 16-20-0 = 5 mg/liter
  • Kalium hidrofosfat-K2HPO4 = 5 mg/liter atau Kalium dihidrofosfat-K2H2PO4 = 5 mg/liter
  • Agrimin = 1 mg/liter
  • Besi klorida-FeCl3 = 2 mg/liter
4. Untuk wadah 1 ton dapat hanya menggunakan urea 60-100 mg/liter dan TSP 20-50 mg/liter.

Cara Pemeliharaan Tetraselmis
Tetraselmis Dalam wadah 1liter :
  • Bibit ditebar dalam medium yang telah diberi pupuk sebanyak 100.000 sel/ml. Airnya diudarai terus-menerus dan wadah diletakkan dalam ruang ber-AC, dan di bawah sinar lampu neon.
  • Setelah 4-5 hari telah berkembang dengan kepadatan 4-5 juta sel/ml. Hasilnya digunakan sebagai bibit pada penumbuhan berikutnya.
Tetraselmis Dalam wadah 1 galon (3 liter) :
  • Bibit dari penumbuhan dalam wadah 1 liter, ditebar dalam medium yang telah diberi pupuk, untuk setiap galon membutuhkan bibit 100 ml, hingga kepadatan mencapai 100.000 sel/ml.
  • Wadah ditaruh di dalam ruangan ber-AC, di bawah lampu neon, dan airnya diudarai terus-menerus.
  • Setelah 4-5 hari telah berkembang dengan kepadatan 4-5 juta sel/ml. Hasilnya digunakan sebagai bibit pada penumbuhan berikutnya.
Tetraselmis Dalam wadah 200 liter dan 1 ton
  • Wadah 200 liter membutuhkan 3 galon bibit, sedangkan wadah 1 ton 100 liter.
  • Dalam waktu 4-5 hari mencapai puncak perkembangan dengan kepadatan 2-4 juta sel/ml.
  • Hasil penumbuhan di wadah 200 ton digunakan sebagai bibit untuk penumbuhan di wadah 1 ton, sedangkan dari wadah 1 ton dapat digunakan sebagai pakan.
  • Cara Budidaya Cacing Tanah (Lubricus Rubellus) sebagai Pakan Alami
    Cacing tanah (Lubricus Rubellus) adalah makanan alami dengan sumber protein tinggi sebagai bahan pakan ikan alternatif. Budidaya cacing tanah relatif mudah, efisien dan murah, dimana untuk membudidayakan cacing ini hanya dibutuhkan suatu media berupa tanah dan kompos. Sisa media dari budidaya cacing ini selanjutnya dapat dimanfaatkan untuk pupuk tanaman (kascing), karena penguraian sampah organik oleh cacing tanah banyak menghasilkan unsur hara yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman. 
    Komposisi nutrisi Lumbricus rubelius adalah sebagai berikut:
    • Protein Kasar : 60 – 72% 
    • Lemak : 7 – 10% 
    • Abu : 8 – 10% 
    • Energi :900 – 4100 kalori/gram.


    Protein KasarLemakAbuEnergi
    60 – 72% 7 – 10% 8 – 10% 900 – 4100 kalori/gram. 

    Melihat komposisi nutrisinya, maka di dunia perikanan, cacing tanah ini berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan ransum makanan ikan. Seperti diketahui bahwa untuk pertumbuhan ikan, sangat ditentukan oleh kandungan protein dalam makanannya. Mengingat kandungan protein cacing yang cukup tinggi (lebih tinggi dari ikan dan daging) serta komposisi asam amino esensial yang lengkap sehingga, dapat diperkirakan bila cacing tanah ini dapat dimakan oleh ikan akan dapat memacu pertumbuhan dan menghasilkan ikan yang sehat serta tahan terhadap serangan penyakit.

    Untuk memperoleh pelet dengan kandungan protein 35%, maka susunan ransumnya adalah: 
    Tepung Cacing : 47%
    Telur Ayam : 20%
    Terigu : 14%
    Dedak : 18%
    Kanji : 1%
    Alat dan Bahan: 
    • Alat Penggiling Tepung 
    • Alat Penggiling Daging
    • Baskom
    • Terigu : 14% 
    • Dedak : 18 % 
    • Kanji :1% 
    • Tepung Cacing : 41%
    • Telur ayam : 20% 
    Cara Pembuatan: 
    1. Cacing segar dipisahkan dari medianya.
    2. Di cuci/bilas dengan air bersih, lalu ditimbang.
    3. Dijemur pada panas matahari di atas seng selama 24 jam (suhu udara 32 – 35 oC).
    4. Cacing yang sudah kering kemudian dibuat menjadi tepung dengan menggunakan penggiling tepung.
    5. Tepung cacing ditimbang dan siap untuk digunakan. 

    Cara Pembuatan Pakan Pelet: 
    Untuk menjadikan pelet, bahan-bahan yang dipersiapkan adalah kuning telur ayam yang telah direbus, tepung kanji, terigu, dedak, tepung cacing, masing-masing ditimbang sesuai dengan analisis bahan. Langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut : 
    • Semua bahan dicampur dan diaduk menjadi satu.
    • Tambahkan air hangat secukupnya hingga adonan menjadi cukup kenyal. Penggunaan air harap seminim mungkin. 
    • Setelah adonan terbentuk selanjutnya dicetak dengan mesin penggiling daging sehingga menghasilkan pelet basah yang panjangnya seperti mie.
    • Pelet basah tersebut dipotong per 0,5 cm membentuk butiran-butiran.
    • Setelah itu pelet dijemur di panas matahari seharian.
    • Kemudian pelet ditimbang dan siap digunakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar