Selasa, 02 Mei 2017

HAMA DAN PENYAKIT IKAN Lele

HAMA DAN PENYAKIT IKAN Lele

6.1. Hama dan Penyakit
a.     Hama pada lele adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan lele. berang-berang, ular, katak, burung, serangga, musang air, ikan gabus dan belut.
b.     Di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak dan kucing. Pemeliharaan lele secara intensif tidak banyak diserang hama.
Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil.


1) Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas hydrophylla
Bentuk bakteri ini seperti batang dengan polar flage (cambuk yang terletak di ujung batang), dan cambuk ini digunakan untuk bergerak, berukuran 0,7–0,8 x 1–1,5 mikron. Gejala: iwarna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan timbul pendarahan, bernafas megap-megap di permukaan air. Pengendalian: memelihara lingkungan perairan agar tetap bersih, termasuk kualitas air.
Pengobatan melalui makanan antara lain: (1) Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7–10 hari berturut-turut. (2) Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3–4 hari.
2) Penyakit Tuberculosis
Penyebab: bakteri Mycobacterium fortoitum). Gejala: tubuh ikan berwarna gelap, perut bengkak (karena tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan limpa). Posisi berdiri di permukaan air, berputar-putar atau miring-miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip. Pengendalian: memperbaiki kualitas air dan lingkungan kolam. Pengobatan: dengan Terramycin dicampur dengan makanan 5–7,5 gram/100 kg ikan/hari selama 5–15 hari.
3) Penyakit karena jamur/candawan Saprolegnia.
Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada jaringan tubuh yang mati atau ikan yang kondisinya lemah. Gejala: ikan ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas, pada daerah luka atau ikan yang sudah lemah, menyerang daerah kepala tutup insang, sirip, dan tubuh lainnya. Penyerangan pada telur, maka telur tersebut diliputi benang seperti kapas. Pengendalian: benih gelondongan dan ikan dewasa direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit dan telur direndam Malachyte Green Oxalate 0,1–0,2 ppm selama 1 jam atau 5–10 ppm selama 15 menit.
4) Penyakit Bintik Putih dan Gatal/Trichodiniasis
Penyebab: parasit dari golongan Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang amuboid, mempunyai inti berbentuk tapal kuda, disebut Ichthyophthirius multifilis. Gejala: (1) ikan yang diserang sangat lemah dan selalu timbul di permukaan air; (2) terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang; (3) ikan sering menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding kolam. Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya. Pengobatan: dengan cara perendaman ikan yang terkena infeksi pada campuran larutan Formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12–24 jam, kemudian ikan diberi air yang segar. Pengobatan diulang setelah 3 hari.
5) Penyakit Cacing Trematoda
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus dan Dactylogyrus. Cacing Dactylogyrus menyerang insang, sedangkan cacing Gyrodactylus menyerang kulit dan sirip. Gejala: insang yang dirusak menjadi luka-luka, kemudian timbul pendarahan yang akibatnya pernafasan terganggu. Pengendalian: (1) direndam Formalin 250 cc/m3 air selama 15 menit; (2) Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam; (3) mencelupkan tubuh ikan ke dalam larutan Kalium -Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ± 30 menit; (4) memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit; (5) dapat juga memakai larutan NH4OH 0,5% selama ± 10 menit.
6) Parasit Hirudinae
Penyebab: lintah Hirudinae, cacing berwarna merah kecoklatan. Gejala: pertumbuhannya lambat, karena darah terhisap oleh parasit, sehingga menyebabkan anemia/kurang darah. Pengendalian: selalu diamati pada saat mengurangi padat tebar dan dengan larutan Diterex 0,5 ppm.
7). Penyakit Kembung
Penyakit ini disebabkan oleh perubahan cuaca terutama perubahan suhu, perubahan air dari basa ke asam akibat air hujan yang masuk dalam kolam.
Ciri cirinya perut besar berwarna kemerahan bila parah di belakang sirip dada berwarna merah.
Pencegahannya jangan membuat kolam terlau teduh, banyak air hujan

6.2. faktor penyebab ikan sakit
            Faktor penyebab ikan sakit
a.    lingkungan kurang bersih dari bahan cemaran
b.    perubahan cuaca yang mendadak
c.    tubuh ikan lemah

Apabila lele menunjukkan tanda-tanda sakit, harus dikontrol faktor penyebabnya, kemudian kondisi tersebut harus segera diubah, misalnya :
1)      Bila suhu terlalu tinggi, kolam diberi peneduh sementara dan air diganti dengan yang suhunya lebih dingin.
2)      Bila pH terlalu rendah, diberi larutan kapur 10 gram/100 l air.
3)      Bila kandungan gas-gas beracun (H2S, CO2), maka air harus segera diganti.
4)      Bila makanan kurang, harus ditambah dosis makanannya.

7. PANEN
7.1. Penangkapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemanenan:
a.      Lele dipanen pada umur 2-3 bulan, kecuali bila dikehendaki, sewaktu-waktu dapat dipanen. Berat rata-rata pada umur tersebut sekitar 100 gram/ekor.
b.      Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.
c.      Kolam dikeringkan sebagian saja dan ikan ditangkap dengan menggunakan seser halus, tangan, lambit, atau jaring.
d.      Setelah dipanen, piaralah dulu lele tersebut di dalam tong/bak/hapa selama 1-2 hari tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang.
e.      Lakukanlah penimbangan secepat mungkin dan cukup satu kali.

7.2. Pembersihan
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:
a)    Kolam dibersihkan dengan cara menyiramkan/memasukkan larutan kapur sebanyak 20-200 gram/m2 pada dinding kolam sampai rata.
b)    Penyiraman dilanjutkan dengan larutan formalin 40% atau larutan permanganat kalikus (PK) dengan cara yang sama.
c)     Kolam dibilas dengan air bersih dan dipanaskan atau dikeringkan dengan sinar matahari langsung. Hal ini dilakukan untuk membunuh penyakit yang ada di kolam.

8.  ANALISA USAHA

Analisis usaha dengan luas kolam 90 m2 dengan padat tebar 100 ekor / m2
            1). Panen
                        Lele 600 kg               @.Rp 11.000             = Rp    6.600.000
            2). Biaya
·         Bibit  9.000 ekor @.Rp 90            = Rp      810.000  
·         pakan pelet 200 kg @.Rp 8.500 = Rp    1.700.000
·         Pakan Rucah 600 kg @.Rp 2.500          = Rp    1.500.000    
·         Pupuk organik                                            = Rp      500.000
·         Tenaga kerja                                               = Rp      500.000
·         Probiotik                                                      = Rp      480.000
·         Bensin pompa                                            = Rp      390.000
Jumlah                                                         = Rp    5.070.000
            3) Pendapatan
                        Rp 6.600.000 – Rp 5.070.000                    =Rp     1.530.000.



DAFTAR PUSTAKA
1) Arifin, M.Z. 1991. Budidaya lele. Dohara prize. Semarang.
2) Djamiko, H., Rusdi, T. 1986. Lele. Budidaya, Hasil Olah dan Analisa Usaha. C.V. Simplex. Jakarta.
3) Djatmika, D.H., Farlina, Sugiharti, E. 1986. Usaha Budidaya Ikan Lele. C.V. Simplex. Jakarta.
4) Najiyati, S. 1992. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penerbit Swadaya. Jakarta.
5) Simanjutak, R.H. 1996. Pembudidayaan Ikan Lele Lokal dan Dumbo. Bhratara. Jakarta.
6) Soetomo, M.H.A. 1987. Teknik Budidaya Ikan Lele Dumbo. Sinar Baru. Bandung.
7) Susanto, H. 1987. Budidaya ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta.


Diposkan oleh Munawaroh,S.P.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar