Rabu, 26 April 2017

BUDIDAYA IKAN LELE ( Clarias )

BUDIDAYA IKAN LELE
( Clarias )

1. SEJARAH SINGKAT
Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali (Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish. Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada musim penghujan.

2. KLASIFIKASI IKAN LELE
Klasifikasi ikan lele menurut Hasanuddin Saanin dalam Djatmika et al (1986) adalah:
Kingdom                    : Animalia
Sub-kingdom            : Metazoa
Phyllum                     : Chordata
Sub-phyllum                         : Vertebrata
Klas                            : Pisces
Sub-klas                    : Teleostei
Ordo                           : Ostariophysi
Sub-ordo                   : Siluroidea
Familia                       : Clariidae
Genus                        : Clarias

3. MANFAAT IKAN LELE
1)    Sebagai bahan makanan
2)    Ikan lele dari jenis C. batrachus juga dapat dimanfaatkan sebagai ikan pajangan atau ikan hias.
3)    Ikan lele yang dipelihara di sawah dapat bermanfaat untuk memberantas hama padi berupa serangga air, karena merupakan salah satu makanan alami ikan lele.
4)    Ikan lele juga dapat diramu dengan berbagai bahan obat lain untuk mengobati penyakit asma, menstruasi (datang bulan) tidak teratur, hidung berdarah, kencing darah dan lain-lain.

4. PERSYARATAN LOKASI KOLAM TANAH
1)    Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah jenis tanah liat/lempung, tidak berporos, berlumpur dan subur. Lahan yang dapat digunakan untuk budidaya lele dapat berupa: sawah, kecomberan, kolam pekarangan, kolamkebun, dan blumbang.
2)    Ikan lele hidup dengan baik di daerah dataran rendah sampai daerah yang tingginya maksimal 700 m dpl.
3)    Elevasi tanah dari permukaan sumber air dan kolam adalah 5-10%.
4)    Lokasi untuk pembuatan kolam harus berhubungan langsung atau dekat dengan sumber air dan tidak dekat dengan jalan raya, tidak tercemar dan tidak terkena banjir
5)    Lokasi untuk pembuatan kolam hendaknya di tempat yang teduh, tetapi tidak berada di bawah pohon yang daunnya mudah rontok.
6)    Ikan lele dapat hidup dalam perairan agak tenang dan kedalamannya cukup, sekalipun kondisi airnya jelek, keruh, kotor dan miskin zat O2.
7)    Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan (derajat butiran kasar ) maksimal 100 ppm dan optimal 50 ppm; turbidity (kekeruhan) bukan lumpur antara 30–60 cm; kebutuhan O2 optimal pada range yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untuk yang dewasa sampai jenuh untuk burayak; dan kandungan CO2 kurang dari 12,8 mg/liter, amonium terikat 147,29-157,56 mg/liter.

5. PEDOMAN TEKNIS PEMBESARAN IKAN LELE
5.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Dalam pembuatan kolam pemeliharaan ikan lele sebaiknya ukurannya tidak terlalu luas. Hal ini untuk memudahkan pengontrolan dan pengawasan. Bentuk dan ukuran kolam pemeliharaan bervariasi, tergantung selera pemilik dan lokasinya. Tetapi sebaiknya bagian dasar dan dinding kolam dibuat permanen atau dari terpal

5.2. Penyiapan Bibit
1) Menyiapkan Bibit
 Ciri-ciri benih lele yang baik:
-       Hasil keturunan lele unggul.
-       Tidak terkena penyakit baik benih maupun induknya dan lincah
-       Keaadaan badan panjang .
-       Hasil saringan ke 1 dan ke 2.
-       Ukuran seragam

 Syarat induk lele yang baik:
-       Induk dari jenis unggul dan ukuran badan panjang
-       Bentuk badan simetris, tidak bengkok, tidak cacat, tidak luka, dan lincah.
-       Umur induk jantan di atas tujuh bulan, sedangkan induk betina berumur satu tahun.
-       Frekuensi pemijahan bisa satu bula sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari 15 kali dengan syarat apabila makanannya mengandung cukup protein.

5.3. Persiapan kolam pembesaran
1). Persiapan kolam
(a). Pengeringan kolam
Keringkan dasar kolam sampai pecah pecah dan lakukan pengapuran 25 – 200 gram / m2 bila PH kurang dari 7 dan dengan pengeringan zat beracun akan menguap ( H2S dan almoniak )

(b) Pemupukan kolam
a.       Pada saat kolam dikeringkan lakukan pemupukan dulu dengan pupuk organik agar tumbuh /plog , plankton hewani dan nabati yang menjadi makanan alami bagi benih lele. Dengan dosis 20 kg / m2 kompos.
b.       Kolam diisi kembali dengan air segar. Mula-mula 30-50 cm kemudian beri probiotik 2 cc / m2 dan dibiarkan sampai warna air kolam berubah menjadi coklat atau kehijauan yang menunjukkan mulai banyak jasad-jasad renik yang tumbuh sebagai makanan alami lele.
c.       Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih lele ditebar.
d.       Lakukan pemupukan lagi apabila warna air kolam menunjukan akan berubah bening

(c). Penebaran benih
Padat tebar untuk kolam pembesaran antara 50 sampai dengan 200 ekor per m2. Bila sekali tebar untuk tiga kolam dijadikan satu kolam dulu bila sudah berumur 1 minggu  disize yang besar dipindahkan kekolam ke 2 , minggu ke 2 kolam penebaran di size lagi yang besar dipindahkan ke kolam ke 3 dari cara ini diharapkan pertumbuhan lele akan rata sehingga tidak banyak terjadi kanibal


(d) Pemberian Pakan
a. Makanan Alami Ikan Lele
1.     Makanan alamiah yang berupa Zooplankton, larva, cacing-cacing, dan serangga air.
2.     Makanan berupa fitoplankton adalah Gomphonema spp (gol. Diatome), Anabaena spp (gol. Cyanophyta), Navicula spp (gol. Diatome), ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta).
3.     Ikan lele juga menyukai makanan busuk yang berprotein.
4.     Ikan lele juga menyukai kotoran yang berasal dari kakus.
b. Makanan Tambahan
1.    Pemberian pakan pelet tiap pagi dan sore dengan cara ditabur sampai ikan kenyang atau diukur melaui berat badan 2,5% s/d 5% /hari
2.    Dengan ikan rucah , siput , kerang2an , atau bangkai

(e). Aplikasi probiotik.
Aplikasi probiotik di maksudkan agar sisa makanan dan limbah kotoran lele bisa diuraikan menjadi pupuk sehingga tidak menimbulkan pencemaran dan bau tidak sedap. Adapun caranya sebagai berikut :
1.    siapkan wadah yang bersih tidak bekas minyak atau deterjen 1 buah ember dengan tutupnya untuk membangunkan probiotik
2.    ambil air sumur 2/3 ember tersebut
3.    campur air dengan air leri ( bekas cucian beras ) atau dedak secukupnya
4.    tambahkan air gula pasir atau tetes 1/20 air ember
5.    tambahkan probiotik 1/20 air ember
6.    biarkan 24 jam dengan ember ditutup rapat baru di gunakan ke kolam


Diposkan oleh Munawaroh,S.P.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar